Wartajakarta.com- Sejak lama, batu bara menjadi primadona bahan bakar pembangkit listrik di dunia. Ketersediaannya yang melimpah dan harganya yang terjangkau membuatnya jadi andalan dalam menyediakan energi listrik yang murah. Indonesia sendiri masuk dalam jajaran produsen utama batu bara di dunia. Tingginya produksi batubara Indonesia mendorong banyaknya pembangunan PLTU untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri.
PT Tenaga Listrik Bengkulu (PT TLB) selaku pemilik PLTU Bengkulu yang berlokasi di kawasan Teluk Sepang Kota Bengkulu, menegaskan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan di sekitar area operasional. Perusahaan berkomitmen untuk menjadikan isu lingkungan sebagai salah satu isu utama yang terus menjadi concern internal jelang operasional pembangkit yang akan dimulai dalam waktu tidak lama lagi.
Direktur PT TLB, Willy Cahya Sundara menuturkan komitmen pihaknya terhadap pelestarian lingkungan di di kawasan Teluk Sepang Kota Bengkulu. “Kami mengetahui bahwa sebagai negara maritim, potensi perikanan Indonesia merupakan perhatian semua pihak, tidak terkecuali kami di PT TLB. Kami berkomitmen untuk melestarikan lingkungan di sekitar pembangkit yang kami miliki. Saat ini, kami membuka peluang bagi masyarakat, akademisi, pelaku industri hingga pemerintah untuk bersama-sama menjaga kelestarian Teluk Sepang.”
“Perusahaan akan bekerja keras untuk turut melestarikan pelbagai potensi kelautan seperti penyu, ikan, terumbu karang dan pelbagai biota lain di kawasan Teluk Sepang. Salah satu hal yang terus kami upayakan adalah dengan menekan emisi hingga sesuai standar nasional, begitu juga dengan air limbah olahan PLTU sesuai dengan baku mutu air yang ditentukan regulator. PT TLB akan terus berupaya untuk meningkatkan performa pengelolaan residu pembangkit,” tutur Willy.
PLTU di pinggir pantai sendiri bukanlah hal baru di Indonesia, seperti misalnya PLTU Paiton (Jawa Timur) yang telah berdiri sejak tahun 1994 sebagai salah satu PLTU terbesar dan penyuplai listrik terbesar di daerah Jawa-Bali. Pelbagai silang pendapat di kalangan masyarakat terkait kehadiran PLTU yang baru muncul tentu tidak dapat dihindari, begitu juga dengan PLTU Bengkulu. Akan tetapi PT TLB memastikan bahwa rancangan desain PLTU Bengkulu dilakukan dengan hati-hati dan mengedepankan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Perusahaan sejak awal telah mengukur dampak dari keberadaan PLTU terhadap lingkungan hidup di sekitar pembangkit.
“Pembangunan infrastruktur pembangkit tentu harus diimbangi dengan komitmen terhadap pengelolaan lingkungan yang baik. Kami ingin kehadiran PLTU Bengkulu bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Bengkulu sekaligus menjaga ketahanan energi. Tetapi kami tidak boleh mengabaikan pentingnya bisnis yang berkelanjutan, oleh karena itu kami membuka peluang bagi masyarakat, praktisi maupun akademisi untuk memastikan Teluk Bengkulu terjaga. Kami siap mendukung program-program seperti pengelolaan mangrove, pelepasliaran tukik, ataupun inisiatif-inisiatif lainnya,” pungkas Willy.
Sepanjang tahun 2019, PT TLB menyalurkan bantuan sosial untuk sejumlah panti asuhan di Kota Bengkulu. PT TLB juga membangun fasilitas olahraga untuk masyarakat, serta menyumbangkan fasilitas pelatihan untuk klub sepak bola anak muda di sekitar lokasi PLTU Bengkulu. Di bidang lingkungan, PT TLB melakukan kegiatan sosial bersama tim sukarelawan dari mahasiswa di Bengkulu untuk melestarikan pantai dan lingkungan. Tidak hanya itu, PT TLB dan para mahasiswa juga memberikan bantuan darurat ke daerah-daerah yang dilanda banjir di Kota Bengkulu pada bulan April tahun lalu.
Sejalan dengan Program 35.000 MW Jokowi
PLTU Bengkulu 2×100 MW sendiri rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, pada 5 Februari 2020 mendatang. Meski kehadiran Presiden masih dalam tahap konfirmasi, Willy mengapresiasi rencana Presiden Jokowi untuk meresmikan secara langsung PLTU Bengkulu. Ia berpendapat, pembangunan pembangkit listrik sejalan dengan visi Presiden dalam hal pemerataan infrastruktur. “Proyek ini merupakan bagian dari program pemerintah dalam membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt,” ujar Willy.
Setelah sukses melalui tahapan sinkronisasi unit 1, PT TLB kini fokus untuk mempersiapkan sinkronisasi unit 2 yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Februari 2020. Setelah seluruh proses sinkronisasi selesai selanjutnya aliran listrik akan masuk ke jaringan transmisi dan mulai beroperasi secara komersial. Dengan beroperasinya PLTU pertama di Bengkulu ini, maka ketersediaan pasokan listrik di Provinsi Bengkulu sangat mendukung untuk pertumbuhan industri, UMKM, dan untuk penyediaan listrik rumah tangga hingga wilayah terluar di Provinsi Bengkulu yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian.