Connect with us

Ekonomi

The Parc Menjawab Kebutuhan Milenial akan Hunian

JAKARTA, 5 November 2019.- Indonesia adalah negara yang dikaruniai oleh kekayaan demografi. Populasi usia produktif diperkirakan akan bertambah 2 juta jiwa setiap tahunnya selama 10 tahun kedepan. Menurut Biro Pusat Statistic Indonesia, kaum milenial mencakup 50% dari total populasi usia produktif. Meski demikian, ada permasalahan baru yang timbul yaitu hunian.

Bagi generasi milenial, memiliki hunian bukan menjadi prioritas, karena filosofi hidup yang lebih menekankan life experience membuat generasi yang lahir di tahun 1980-2000 ini mengutamakan sosialisasi dan petualangan. Padahal, diperkirakan dalam 10 tahun mendatang, hunian akan jadi masalah kota ini dalam beberapa tahun kedepan. Ada jurang kesenjangan antara kemampuan dengan harga pasar properti.

Dari survei REI, milenial di rentang usia 30 hingga 35 tahun saat ini rata-rata mendapatkan gaji Rp5-6 juta/bulan. Hanya segelintir saja yang memiliki gaji Rp10 juta/bulan di usia itu. Dari penghasilan itu, bila milenial membeli rumah subsidi kemampuan mereka di angka 130 persen. Sementara membeli rumah non subsidi ada di kisaran 60-70 persen saja.

Rendahnya kemampuan milenial membeli hunian komersil, merupakan imbas dari penghasilan mereka. Dengan gaji Rp5-10 juta itu, milenial tak berhak dapat subsidi perumahan. Otomatis mereka harus beralih keperumahan komersil. Diperkirakan dalam 5 tahun kedepan, milenial akan mengalami kesulitan memiliki hunian.

Berdasarkan survei Housing Finance Center (HFC) terhadap 270 responden berusia 21-35 tahun, generasi milenial ingin memiliki rumah tapak dengan harga terjangkau, tenor KPR selama 10-15 tahun, serta cicilan yang sesuai dengan kemampuan. Untuk itu, diperlukan inovasi dari pengembang yang bisa memberikan soilusi hunian terjangkau bagi generasi milenial. Apalagi, pasar milenial di Indonesia sangat besar.

Melihat peluang tersebut, pengembang properti PT.Setiawan Dwi Tunggal membangun The Parc, apartemen modern dengan konsep milenial dan harga terjangkau. Apartemen yang baru saja ground breaking beberapa waktu lalu diperkirakan akan di serah terimakan pada kuartal II tahun 2022 mendatang.

Direktur SouthCity, Peony Tang mengatakan pihaknya memahami kebutuhan milenial akan komunitas dan kolaborasi. Selain itu, dengan kenaikan harga hunian terutama di kota besar, milenial semakin sulit untuk memiliki hunian. “Itu sebabnya The Parc hadir dengan konsep milenial dan dengan harga yang terjangkau, bahkan kami menyediakan berbagai kemudahan pembayaran bagi milenial sehingga memiliki hunian bukan lagi mission imposibble bagi mereka,” kata dia.

Menurutnya, apartment The Parc hadir dengan konsep yang mengakomodir kebutuhan kaum milenials. Sebagai hunian coliving pertama di Indonesia, The Parc menghadirkan fasilitas berkomunitas serta berkolaborasi bagi penghuninya dengan memperhatikan nilai estetika dan juga kenyamanan bagi penghuninya.

“Konsep coliving yang kami tawarkan berbeda dengan hunian lainnya. Kami member kesempatan bagi para penghuni untuk berkomunitas dan berkolaborasi, namun tetap mengutamakan kenyamanan, The Parc adalah hunian yang dirancang untuk mendukung kehidupan yang lebih baik. Ini adalah gagasan dari ide yang sudah ada, dirancang bagi kebutuhan generasi milenial yang cenderung menghargai keterbukaan, kolaborasi, jaringan sosial, dan bisnis,“ujar Peony.

Senada dengan Peony, Associate Director SouthCity, Stevie Faverius Jaya mengatakan generasi milenial merupakan peluang pasar yang sangat besar bagi pengembang. Itu sebabnya, The Parc menyediakan kemudahan berbayar mulai dari Nabung DP hingga cicilan 50 ribu per hari.

“Hal terpenting yang ditawarkan kepada pelanggan kami adalah living experience dengan area yang luas dan asri, serta didukung oleh kawasan superblock berfasilitas lengkap. Dan semua ini kami tawarkan dengan harga yang terjangkau dan cara bayar yang mudah bagi generasi milenial,” kata Stevie.

The Parc merupakan apartemen pertama di Kawasan Superblock SouthCity area yang dikembangkan oleh PT. Setiawan Dwi Tunggal. Kawasan pembangunan terpadu seluas 57 hektar ini terdiri dari kawasan baru perumahan landed house Fortunia Residences, residensial apartemen, area ritel, komersial,pusat perbelanjaan, perkantoran,perhotelan di Pondok Cabe, Tangerang Selatan.

Sejak mulai dipasarkan Juni 2018 lalu, The Parc sudah terjual sekitar 70 persen dari total 391 unit di tower pertama, Summer Tower. “Kami targetkan penjualan hingga 100 persen di tahun ini dan selanjutnya kami akan memasarkan tower kedua,” pungkas Stevie.

SouthCity (PT. Setiawan Dwi Tunggal) sebagai pengembang optimis, kehadiran proyek apartemen dengan investasi hingga 1 triliun ini dapat memberi angin segar bagi para investor maupun end user, terutama para generasi milenial yang menginginkan hunian sesuai dengan kebutuhan serta lifestyle mereka. The Parc Apartemen terdiri dari 3 tower setinggi 13 lantai yang direncanakan sebanyak 1.701 unit.

Tower pertama yang direncanakan mulai dibangun pada akhir tahun ini menyediakan 3 tipe, yakni Studio (22,55 m2), 1 Bedroom (30,06-37,49 m2) dan 2 Bedroom (46,60 m2). Saat ini, The Parc dibandrol dengan harga promo dan terjangkau mulai dari Rp 357 juta sampai dengan Rp 731 jutaan per unit. Konstruksi tower 1 ditargetkan akan selesai pada akhir tahun ini.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Ekonomi