Connect with us

Nasional

Jaga Ketahanan Pangan Indonesia, PII Gandeng Kementan, dan PUPR

Wartajakarta.com-Ketahanan pangan merupakan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga  tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun  mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, ketahanan pangan diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi, melalui pengembangan hingga operasi, dan pemeliharaan jaringan irigasi.

Selama pandemi, sektor pertanian pada tahun 2020 masih tetap mengalami pertumbuhan yang positif di antara sektor lainnya. Pada Triwulan I 2021 BPS mencatat pertumbuhan ekonomi sektor ini mencapai 2,95 persen.

Namun, ketahanan pangan bagi rakyat harus terus teredia terjaga. Penyediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia menjadi keniscayaan, di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung serta ancaman krisis pangan yang juga harus diantisipasi agar hal tersebut tidak terjadi dan kebutuhan pangan bagi 270 juta rakyat tetap terpenuhi.

Untuk itu,  Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Kementerian Pertanian (Kementan), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), bekerejasama menggelar  International Webinar on Food Scurity, Feet 10 Billion and Launching Engeenering 20 – E20 . Bertempat di Gedung Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Senin (12/9/2022).

“Adapun tujuan dari diselenggarakan acara webinar ini adalah membicarakan banyak berbagai hal tentang Food Security, dimana kedepan Indonesia harus betul – betul menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat Indonesia maupun dunia pada tahun 2040 yang jumlahnya diperkirakan mencapai10 milliyar,”kata . Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng.Sc., IPU

Disamping membahas tentang ketahanan pangan, juga membahas tentang upaya – upaya yang perlu dilakukan dalam rangka menjamin ketersediaan pangan tersebut,”pentingnya diversifikasi pangan dengan mengoptimalkan potensi dan keragaman sumber daya pangan lokal sebagai salah satu strategi ketahanan pangan,tambah Danis.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dr. Ir. M. Basuki Hadimuljono, M.Sc menambahkan, wibinar ini membahas tentang efisiensi dan food scurity. Kita pernah swasembada pangan pada tahun 1982 dan 1984.

” Kita pernah swasembada pangan dulu, namun kita import terus, baru tiga tahun belakangan ini yang kita tidak import sehingga kita mendapat penghargaan. Masalahnya sekarang sampai kapan Indonesia tidak Import? Pembahasan ini adalah yang paling penting dalam webinar ini,” tambahnya.

Kementerian PUPR lanjutnya sangat mendukung Kementan. Ada lima komponen untuk produksi yaitu,Tanah, Bibit, pupuk, petani, dan air.

“Air komponennya hanya 18% untuk produksi, tetapi kalau tidak ada air hilang semua apapun teknologinya. Mangkanya kami (PUPR) dengan Kementan pasti akan beriringan terus,” tegasnya.

Sementara Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, webinar ini sangat penting, minimal kita dapat menemukan langkah yang bijaksana dalam menghadapi tantangan pertanian dan pangan kedepan untuk bangsa Indonesia yang tetmasuk bangsa besar ini.

Mentan Syahrul Yasin Limpo, mengucapkan trimakasih kepada Presiden Joko Widodo dan Petani yang telah bekerja luar biasa menghadirkan upaya yang maksimal untuk ketahanan pangan Indonesia,” ucapnya.

Syahrul mengatakan, bahwa pangan itu bukan cuma makan, tetapi sekaligus adalah lapangan pekerjaan. Pangan itu juga untuk kesehatan. Pangan juga mendorong energi berbagai aktivitas, termasuk industri dan farmasi, oleh karena itu pangan sangat penting,” katanya.

“Kita sudah buktikan dengan kerja sama. Bahwa tantangan pangan itu ada pada cuaca (iklim), hal ini menjadi sangat penting dan itu membutuhkan para Insinyur.

Alhamdulillah atas prakarsa PII dan PUPR kita dapat berkumpul disini minimal dapat menyatukan semangat tekat dan persepsi kedepan, menghadapi tantangan yang harus disikapi.

Satu yang paling penting dipertanian adalah air, setelah itu bagaimana mengimport hasil produksi itu sehingga kemudian bisa tetap dijaga agar tetap tidak menjadi busuk.

“Nah ini membutuhkan para Insinyur lagi. Dan bagaimana cara mengemasnya.Tentu saja kita tidak hanya sampai di produksi, kita harus perbaiki pascanya,” ungkap Syahrul.

Kita harus menemukan sesuatu yang bijaksana menghadapai tantangan pertanian presiden sudah bekerja sangat luar biasa dan para petani juga  untuk menghadirkan upaya yang maksimal dalam  ketahanan pangan,perlu diketahui dan dipahami juga pangan itu bukan hanya makan tapi sekaligus adalah lapangan kerja,Untuk melakukan  kegiatan ketahanan pangan  diperlukan kerjasama antara PUPR dan yang ahli dibidangnya yakni para insinyur,tutup Syahrul.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Nasional