
Wartajakarta.com-Malam Nuzulul quran menjadi salah satu momentum berharga yang terjadi di bulan Ramadhan. Nuzulul quran merujuk pada peristiwa diturunkannya Alquran kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Nuzulul quran diperingati setiap tanggal 17 Ramadan. Pada tahun 2021/1442 Hijriah.
Memperingati peristiwa turunnya Al Qur,an dengan pesta, makan-makan dan lain-lain apalagi sarat dengan muatan politik praktis bukan cara orang- orang shaleh yang Muttaqin.
Tetapi mereka menggiatkan membaca Al Qur’an membaca dan membaca lagi dengan penuh derai air mata penuh kekhusukan dan penghayatan. Apalagi dibulan Ramadhan bulan Al Qur’an ungkap H.Nasrullah,AR.SPd.I SH.MH PLT Ketua PWNU Dan Sekretaris MUI Kalimantan Selatan.
Begitulah generasi atau Insan Qur’ani mencintai Al- Qur’an,mohon maaf tidak maksud melarang acara Nujulul Qur’an sangat bagus untuk Syi’ar,tapi mereka tidak pernah merayakan Nujulul Qur’an,tapi sholatnya membaca ratusan ayat Al Qur’an,sementara kita sebaliknya.
Karna mereka para ulama terdahulu begitu memahami arti dari ramadhan,bulan Al Qur”an dan begitu kuatnya mencintai Al-Qur,an,maka bila bulan ramadhan tiba mereka mengkhususkan diri untuk membaca Al Qur,an contoh saja seperti Imam az-Zuhri dan Sufyan ats-Tsauri.Sehingga dalam satu bulan khatam Al Qur’an berpuluh puluh kali.
Lebih lanjut ia menyatakan bahwa Al Imam Qatadah umpamanya, diluar Ramadhan khatam setiap tujuh hari,di dalam Ramadhan khatam setiap tiga hari,dan disepuluh terakhir khatam setiap hari. Sementara Imam Syafi,i diluar Ramdhan setiap hari mengkhatamkan sekali,dan didalam bulan ramadhan setiap hari khatam dua kali itu semua diluar sholat.
Begitulah, ulama Ahlus Sunah Wal jama’ah terdahulu tidak pernah aneh aneh mengkolaborasikan kepentingan yang sangat duniawi,namun setiap hari khatam al-Qur’an ada yang sekali ada yang dua kali,Sementara kita kita, khatam sekali saja sdh puas dan gembira, yg sangat membuat hati merasa seakan jauh Pagang dari pada api dgn ulama terdahu, membaca satu dua ayat saja mau diperlombakan, mohon maaf sekali lagi untuk semata mata kepentingan temporer duniawi.
Hanya Rahmat, magfirah pembebasan dari azab neraka dari Allah-lah yang kita nantikan.Betapa sering kita membaca, mendengar ayat-ayat al-Qur,an,akan tetapi semua itu seakan2 tidak meninggal bekas sekalipun hati kita kaku dan keras, sekeras bebatuan terangnya.
Iman kita tak kunjung bertambah,bahkan senantiasa terkikis oleh kemasiatan kepentingan dunia. Dan kehidupan kita semangkin jauh dzikir kepada Allah dan mari kita ikuti ulama yg sdh penulis sampaikan pada alenia diatas dan kami Yaqin ulama tersebut yg selaras dgn yg dimaksudkan oleh Fiman Allah SWT.
Yang Artinya “Sesungguhnya orang orang yg beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-AyatNYA , bertambahlah iman mereka karenanya dan Kepada Tuhan mereka, mereka bertawakal,yaitu orang orang yg mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rejeky yang kami berikan kepada mereka, itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar2nya.Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian disisi Allah dan ampunan serta rejeky nikmat yang mulia QS.Al- Anfal.
Oleh karna itu mari kita Muliakan Al Qur,an dan bulan suci Ramadhan. Sebagai tambahan ada sebuah hikayat. Ada seorang majusi penyembah matahari melihat anaknya tidak tahu diri dalam bulan ramdhan makan dipasar ditambah saling membully,saling mendiskreditkan satu sama lain.Lalu ia menghajarnya dengan pukulan,lalu berkata. Kenapa kamu tidak tahu diri dalam bulan Ramdhan,yg seharus engkau pandai menghormati umat Islam yg telah berpuasa jelasnya.
Akhirnya,orang orang majusi ini meninggal dunia,dan pada suatu malam seorang ‘alim mimpi bertemu dengannya,ia berada di ranjang indah disorga,ketika ditanya anda orang majusi kenapa ditempat ini.
Seorang majusi menjawab betul,semula aku memang orang majusi,tetapi menjelang maut tiba,tersentuh hatiku untuk memeluk Islam,saat itu aku mendengar diatasku.
Hai para malaikat Ku jangan biarkan ia mati tersesat dengan agama majusinya,angkat dia menjadi seorang muslim terhormat,sebab dia telah menghormati bulan ramadhan.
Poin penulis dari hikayat ini seorang majusi saja dimuliakan dan dijadikan muslim terhormat berkah memuliakan ramadhan apalagi kita semua dikenal masyarakat agamis saya Yaqin dibulan suci ini pasti mendapat kemuliaan dari Allah jelas H.Nasrullah, AR, SPd.I SH, MH dalam artikel yang ditulisnya pada hari Senin (3/5/2021).
