Wartajakarta.com-JawaTengah,Kongres Advokat Indonesia (KAI) IV merupakan pertemuan advokat KAI seluruh Indonesia, adapun agenda yang dibahas terkait menyampaikan saran, pendapat, dan masukan dalam Kongres Nasional Luar Biasa (KNLB).
Salah satu perubahan signifikan yang disepakati dalam forum KNLB perubahan AD/ART KAI yakni mengubah pola kepemimpinan organisasi dari model presidensial menjadi presidium.
Acara yang berlangsung mulai dari 7-8 Juni 2024 di Solo, Jawa Tengah, tampak hadir dalam kongres ini yakni ADV. Drs. Djanggu Benyamin S.H., M.MPd. CIT. CIL dalam hal ini mewakili DPD KAI Kalimantan Barat.
Beliau mengatakan, terkait KNLB dan Kongres Nasional IV Kongres Advokat Indonesia (KAI) Tahun 2024 orientasi pembahasan menindaklanjuti dari hasil dua kali pra kongres sebelumnya.
” Dan, ini (KNLB) yang ketiga. Yang kaitannya bahas tentang perubahan (pola kepemimpinan) presidensil yang menjadi presidium,” ujar Djanggu Benyamin.
Lebih lanjut dikatakan, Itulah salah satu perubahan signifikan yang disepakati dalam forum KNLB perubahan AD/ART KAI
“Harapan ke depannya kita nantinya akan ada perubahan dari presidium tingkat DPD dan DPC. Nah, sehingga pada hari ini kita menggodok AD/ART KAI yang arahnya ke presidium,” tutur Djanggu Benyamin.
Selama penyelenggaraan kegiatan KNLB dan Kongres IV KAI pihaknya tidak mengalami kendala. Namun saat ini yang menjadi permasalahan dari pelayanan publik yang kaitan dengan anggota di daerah. “Karena di daerah kita banyak OA yang bersaing di bidang ini. Maka dari itu, DPD KAI Kalimantan Barat hadir di Kongres Nasional IV KAI membahas presidium seperti yang direncanakan sebelumnya, diharapkan kedepannya agar manajemen lebih sempurna,”tungkas Djanggu Benyamin.
Sebagai informasi tambahan, KNLB dan Kongres Nasional IV Kongres Advokat Indonesia (KAI) Tahun 2024 telah memilih 9 orang anggota Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Presidium KAI Periode 2024-2029 yakni Umar Husein, Heru S Notonegoro, Diyah Sasanti, Prof Denny Indrayana, Aldwin Rahadian, Pheo Marojahan Hutabarat, Rizal Haliman, Muh Israq Mahmud, dan H. Rukhi Santoso.
