Wartajakarta.com-Denpasar – Pemerintah Indonesia sangat serius dalam rangka menyukseskan perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) di Bali 15 -16 November 2022, demikian disampaikan Pendiri Perguruan Kebatinan Sandhi Murti, I Gusti Ngurah Harta di Denpasar.
Disamping itu, selaku tuan rumah atau Presidensi, Indonesia menyelenggarakan seluruh side event G20 yang hampir seluruhnya dipusatkan juga di Bali selama setahun ini. Untuk memberikan kenyamanan dan keamanan event internasional ini, pemerintah telah mengerahkan seluruh perangkat keamanan.
Karena itu masyarakat Bali cukup menjaga lingkungan masing-masing, dalam rangka turut berpartisipasi menjaga keamanan Bali.
“Amankan lingkungan masing-masing. Kalau soal KTT G20, negara yang sudah bertugas mengamankan, karena punya pasukan TNI dan Polri,” papar Ngurah Harta, Minggu (13/11/2022).
Kata Ngurah Harta, yang penting masyarakat menjaga desa dan keluarga masing-masing.
“Bali aman. Kalau di luar Bali saya tidak tahu. Bali aman karena tidak ada kelompok radikal bercokol di Bali, kecuali susupan-susupan kelompok radikal luar Bali,” ujarnya.
Ngurah Harta menjelaskan soal orang sakti banyak di luar Bali, tapi kalau Bali, itu karena tanahnya tenget.
“Karena itu tidak bisa sembarangan orang bisa menyentuh Bali dengan keinginan-keinginan buruk di Bali.”
Karena itu, Ngurah Harta ingin Bali terus tenget dengan berpatokan pada masa lalu.
“Saya ingin mistis Bali terus dihidupkan dalam arti positif,” imbuh Ngurah Harta.
Ngurah Harta menjelaskan dirinya tidak pernah melupakan Sang Hyang Tohlangkir, Betara Gunung Agung.
“Kalau saya di Bulgaria, di Rusia di Belanda sedang menginisiasi murid, pasti saya ingat Sang Hyang Tohlangkir.”
Guru kebatinan ini menceritakan dirinya mendirikan perguruan Sandhi Murti sejak sangat muda, selain mewarisi keilmuan dari leluhurnya, Ngurah Harta juga belajar silat di Perisai Diri (PD).
“Karena di pencak silat PD tidak ada Kanda Empat, maka saya terus belajar mendirikan perguruan yang khas Bali,” jelas Ngurah Harta yang sekarang muridnya sudah mencapai belasan ribu.
Bahkan muridnya tidak saja di Bali dan Indonesia, tapi Juga di Eropa dan Amerika.
“Setiap tahun saya mesti ke luar negeri, untuk menginisiasi langsung murid-murid disitu. Kebanyakan murid saya di Rusia, Bulgaria, Belanda dan sejumlah negara Eropa Timur,” ungkapnya.