Connect with us

Nasional

PERBEDAAN PADANGAN DIINTERNAL DPP HARUS DIAKHIRI DENGAN ISLAH

Wartajakarta.com- Saya berusaha objektif ,pemberhentian Soharso Monoarfa dari Ketua umum DPP PPP tidak lain buntut dari pidato saat acara dengan lembaga anti riswah KPK yang sumo mengatakan bahwa kalo ketemu Kiyai harus kasih amplop karna kalo tidak maka di rasa hambar, tentu ini memang tidak elok untuk diungkapan dan sangat berdampak sekali bagi PPP bahkan jika dipermasalahkan secara hukum bisa di katakan menista ulama.

Pernyataan beliau ini memang menyita perhatian publik dikarnakan beliau adalah pigur publik ketua umum partai dan menteri bapenas RI, wajar jika ada reaksi publik baik eksternal maupun internal khususan internal partai yaitu DPP dan DPW PPP.

Kondisi ini disayangkan oleh para Kiyai dan dan sipatisan partai di grass rool level.

Sehingga akibat dari pernyataan beliau tersebut ada rangkaian peristiwa di internal partai penunjuk Murdiono sebagai Plt ketua umum dimukernas yang sama bobotnya dengan penunjukan Soharso monarpa dulu dimukernas, bahkan lebih berbobot karna ada instrumen hukum yang mengaturnya dalam regulasi partai.

Kemudian muncul perlawanan Suharso melalui rapat pengurus harian untuk menganulir hasil Mukernas,maka secarat hirarkis permusyawaratan di interna PPP maka jauh legitimit Mukernas dari pada rapat PH.

“Untuk mengakhiri tulisan ini ada ungkapan menarik, lidah memang tidak bertulang, kecil bentuknya namun besar akibat dan mulut harimaumu.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Nasional