Wartajakarta.com- The 2nd G20 Joint Finance and Health Ministers Meeting (JFHMM) telah dilaksanakan Pada 13 November 2022, di Grand Ballroom, Hotel Grand Hyatt Bali.
Terdapat beberapa pembahasan dalam pertemuan tersebut salah satunya terkait perkembangan dari pembentukan Financial Intermediary Fund (FIF) atau pandemic fund untuk Kesiapsiagaan, Pencegahan, dan Penanggulangan Pandemi (PPR).
Acara ini merupakan Pertemuan Tingkat Tinggi antar Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan diantara negara-negara G20. Pertemuan ini dipimpin oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, bersama dengan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
“Kami sangat senang dan bahagia bahwa malam ini kami dapat mencapai hasil ini dengan cara yang sangat signifikan. JFHTF dengan co-chair Italia dan Indonesia serta didukung oleh WHO dan World Bank, telah melanjutkan mandat pimpinan G20 dengan membentuk FIF yang sekarang kami akan menyebutnya sebagai pandemic fund,” ungkap Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Joint Press Conference The 2nd JFHMM bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Sabtu (12/11/2022).
Pandemic Fund yang telah terbentuk pada 8 September 2022, hingga kini lebih dari 1,4 miliar USD komitmen finansial telah diumumkan oleh 24 negara donor dan 3 filantropi. Menkeu menyatakan, ini adalah awal yang menjanjikan untuk menyambut lebih banyak pihak berkontribusi pada dana tersebut, tidak hanya terbatas pada negara anggota G20.
“Salah satu prioritas terpenting bagi Indonesia adalah untuk mengatasi masalah pandemi dan bagaimana dunia dapat membangun mekanisme pembiayaan yang dapat diandalkan untuk merespon pandemi lebih baik,” ujar Menkeu.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya sisi kesehatan dan keuangan. Kondisi pandemi COVID-19 menyadarkan seluruh pihak bahwa nasib perekonomian kita erat kaitannya dengan kondisi kesehatan kita.
“Kesehatan adalah kekayaan kita yang sebenarnya. Tanpa kesehatan, ekonomi kita menderita. Dan sebaliknya, kekayaan mengarah pada kesehatan yang lebih baik,” kata Budi.
Selain itu, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Jannet Yellen mengataka, dengan adanya Pandemic Fund, percepatan pemulihan akan terealisasi sebagai upaya untuk mengantisipasi pandemi di masa yang akan datang.
“Pandemic Fund akan menjadi solusi dan upaya percepatan antisipasi dalam menghadapi pandemi, serta berharap pendanaan ini mampu memaksimalkan sumber dana yang tersedia, memberikan hasil yang lebih konkrit dan disesuaikan dengan kondisi sebuah negara.” jelas Menteri keuangan Amerika Serikat, Jannet Yellen.(**)
[10.09, 14/11/2022] Anton Wartawan Polda: Sherpa G20 ke-4 Upayakan Hasilkan Kesepakatan Atasi Krisis Pangan
Jakarta – Pertemuan Sherpa G20 ke-4 diadakan di Jimbaran Bali sejak 11 November 2022, pertemuan tersebut diharapkan diharapkan mampu menghasilkan leader’s declaration atau kesepakatan kesepkatan pada KTT G20 Bali guna mengatasi berbagai krisis yang ada.
Leader’s Declaration merupakan komitmen dari para Pemimpin G20 terhadap upaya bersama dalam pemulihan ekonomi dan kesehatan pasca pandemi COVID-19.
Deklarasi berisikan substansi pembahasan prioritas Presidensi G20 Indonesia yakni Arsitektur Kesehatan Global, Tranformasi Digital, dan Transisi Energi. Deklarasi juga membahas mengenai isu ketahanan pangan yang menjadi isu global saat ini.
Permasalahan ketahanan pangan telah menjadi perhatian forum G20, sebagaimana isu tersebut telah diangkat dalam High-Level Seminar: Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity serta Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) ketiga pada Juli 2022 lalu.
Dalam isu ketahanan pangan yang dibahas dalam pertemuan Sherpa G20 ke-4, diharapkan G20 siap untuk mengambil tindakan kolektif yang cepat tentang ketahanan pangan dan gizi, termasuk dengan bekerja sama dengan inisiatif lain.
Beberapa inisiatif global telah diluncurkan oleh organisasi regional, internasional, dan bahkan secara mandiri oleh beberapa negara untuk menghadapi permasalahan ketahanan pangan.
“Presidensi G20 Indonesia telah menegaskan kembali komitmennya untuk menggunakan semua perangkat kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan saat ini, termasuk risiko kerawanan pangan,” jelas Sri Mulyani di Washington DC beberapa waktu lalu.
Menteri pertanian Syahrul Yasil Limpo juga menegaskan dalam komitmennya untuk bisa mengatasi krisis pangan global dengan meningkatkan kapasitas produksi guna menstabilkan harga pangan.
“Sebagai sebuah forum yang efektif dalam menjawab tantangan global dalam hal kerawanan pangan, Presidensi G20 Indonesia menerapkan strategi untuk meningkatkan kapasitas produksi guna menstabilkan harga pangan, menekan inflasi, menurunkan impor dan meningkatkan ekspor pangan.” terang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Strategi ini diterapkan pada beberapa komoditas pangan strategis dengan kegiatan operasional untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam sistem agribisnis pangan, agar tercapai efisiensi dan peningkatan daya saing,” lanjutnya.
Dalam pertemuan Sherpa G20 ke-4 yang diadakan di Jimbaran, Bali sejak 11 November 2022 diharapkan mampu menghasilkan leaders’ declaration terutama yang terkait mengenai kesepakatan dalam mengatasi krisis pangan global