Connect with us

Nasional

Sumedang Promosikan Destinasi Wisata Melalui Kejuaraan Paralayang Internasional

Wartajakarta.com-Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, berupaya menggencarkan promosi destinasi wisata di wilayahnya salah satunya melalui ajang olahraga paralayang atau “West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019” pada 22-28 Oktober 2019 di Sumedang, Jawa Barat.

Kejuaraan yang baru pertama kali digelar inl akan diikuti sekitar 392 pilot darl tlga kategorl yaitu Accuracy Class, Cross Country Class, dan Fun Fly & Culture Festival. Para atlet datang dari 20 negara asal Asia, Eropa, hlngga Amerlka. Hingga saat ini, jumlah pendaftar mencapai 209 peserta yang berasal dari 21 negara, yaknl Indonesia, Nepal, Flllpina, Brltanla Raya, Rusia, Swiss, India, New Zealand, Belgia, Vietnam, Cina, Korea, Hong Kong, Thailand, Venezuela, Hungaria, Ceko, Bulgaria, Jepang, Spanyol, dan Zambia.

Pemerintah Kabupaten Sumedang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, FASI Paralayang, Kementerian Pariwisata, komunitas, serta masyarakat |oka| untuk lebih mengenalkan budaya dan pariwisata ke kancah dunia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya saat peluncuran West Java Paragliding World Championship and Culture Festival 2019 di Gedung Sapta Pesona, di Jakarta, Kamis (26/9/2019) menjelaskan, sport event seperti ini akan memberikan dampak yang besar karena tidak hanya mempromosikan destinasi lokal saja, namun juga kegiatan olahraga yang bisa dilakukan di kawasan tersebut.

“Karena kita sadari, wisata olahraga itu punya media value yang tinggi, media value darl ajang wisata olahraga besarnya dua kali lipat dari dampak langsungnya,” kata Menpar Arief Yahya.

Lebih Ianjut, Menpar Arief Yahya menjelaskan, wisata olahraga adalah cara efektif untuk mendatangkan wisatawan mancanegara dan menguntungkan secara ekonomi. Ia memaparkan, para atlet tersebut tidak datang sendiri, mereka membawa tim, keluarga, dan pendukung.

Di sisi Iain sport tourism juga akan memperpanjang masa tinggal atlet karena umumnya mereka membutuhkan masa adaptasi terhadap alam di Indonesia sehingga mereka perlu datang lebih awal sebelum masa kompetisi dimulai.

“tni membuat ’Iength of stay’ mereka menjadi panjang, jelas menguntungkan bagi daerah. Di kawasan ini juga akan dikembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata .Iatigede sebagai destinasi pariwisata kelas dunia,” ujar Menpar Arief Yahya.

Ada tiga haI yang menjadi pertimbangan bagi Sumedang dalam menggelar event paralayang bertaraf internasional ini. Pertama, Sumedang adalah daerah yang memiliki tempat yang sangat baik untuk olahraga udara, khususnya paralayang. Tidak hanya untuk kompetisi di level ‘accuracy‘ dan ‘cross country’, tetapi juga bagus untuk ‘fun fly’ atau terbang gembira, khususnya di atas Bendungan Jatigede.

Kedua, Sumedang memiliki potensi budaya dan pariwisata yang tidak bisa ditemui di tempat Iain. Sehingga mendapat julukan ‘Puseur Budaya Sunda’ atau Pusat Kebudayaan Sunda. Ketiga, adanya dukungan kerja sama dengan industri pariwisata, Pemda Provinsi Jawa Barat, FASI Paralayang, Kementerian Pariwisata, Kemenpora, komunitas, dan masyarakat termasuk media sebagai unsur pentahelix pariwisata.

Kejuaraan dunia paralayang West Java Paragliding World Championship 2019 akan melombakan dua kelas, yaitu Paragliding Accuracy World Cup (Pre-PGAWC 2019) dan Paragliding Cross Country World Cup (Pre-PWC 2019). Lalu, diakhiri dengan Paragliding Festival (Fun Fly dan Festival Budaya).

Untuk ke|as Accuracy (dengan lisensi dunia dari Organisasi Kejuaraan Dunia Paralayang Accuracy/PGAWC), akan berlangsung di Kampung Toga, Sumedang, pada 22-25 Oktober 2019.

Untuk kelas Cross Country (dengan lisensi dunia dari Organisasi Kejuaraan Dunia Paralayang Cross Country/Pre-PWC 2019), akan berlangsung di Batu Dua, Sumedang, pada 22-26 Oktober 2019 diikuti sekitar 160 pilot.

Sedangkan untuk Fun Fly dan Festival Budaya dengan lisensi dunia dari Museum Rekor Indonesia (MURl), akan berlangsung di di ODTW, Kampung Toga, Sumedang pada 27-28 Oktober 2019. Fun fly ini akan dilakukan penciptaan Rekor MURI untuk meraih Rekor Dunia Terbantuk Bersama yang diikuti sekitar 160 pilot. Acara ini juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni dan budaya, festival kuliner, serta lomba fotografi dan videografi.(Slamet)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

More in Nasional