Connect with us

Hukum

Yusril Ihza Mahendra Diduga Memanfaatkan Jabatan untuk Dukung Keponakan di Muktamar VI PBB

 

Wartajakarta.com-Bali ,Mantan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, tengah menjadi sorotan menjelang Muktamar VI PBB yang digelar di Bali pada 13-15 Januari 2025. Ia diduga memanfaatkan posisinya sebagai pejabat pemerintah untuk mendukung keponakannya, Gugum Ridho Putra, dalam pencalonannya sebagai Ketua Umum PBB periode 2025-2030.

Dugaan dukungan Yusril terhadap Gugum terlihat jelas dari berbagai baliho dan spanduk yang terpampang di sekitar lokasi Muktamar. Banyak pesan dalam atribut tersebut yang mendukung Gugum, termasuk slogan tentang regenerasi kepemimpinan di tubuh partai. Sejumlah warga sekitar yang enggan disebutkan namanya juga turut mengungkapkan kekhawatirannya, menyebut bahwa pemasangan spanduk ini menunjukkan adanya campur tangan yang tidak semestinya dalam proses pemilihan internal partai.

Selain itu, tindakan ini dianggap bertentangan dengan posisi Yusril sebagai penasihat hukum di pemerintahan Prabowo Subianto serta Menteri Koordinasi Kumham Imipas RI. Pengamat politik menilai bahwa dukungan terhadap Gugum dapat menimbulkan kesan bahwa Yusril memanfaatkan jabatannya untuk memperkuat pengaruh keluarganya di PBB.

Sampai saat ini, Yusril belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan tersebut. Namun, beberapa pendukungnya membela langkah ini sebagai bagian dari upaya regenerasi kepemimpinan yang sudah lama ia perjuangkan dalam partai.

Persaingan Ketat di Muktamar VI PBB

Muktamar VI PBB kali ini diwarnai dengan persaingan yang ketat. Selain Gugum, mantan Sekjen PBB, Afriansyah Noor, juga mencalonkan diri untuk posisi Ketua Umum. Afriansyah, yang telah mengabdikan dirinya di PBB selama hampir 24 tahun, mendapat dukungan dari sejumlah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), termasuk yang berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Banten, dan Bengkulu. Para kader yang mendukungnya berharap Muktamar kali ini akan menghasilkan pemimpin yang mampu membawa PBB ke arah yang lebih baik.

Afriansyah mengungkapkan bahwa kedekatannya dengan para kader menjadi alasan kuat mengapa ia mencalonkan diri, dan ia menegaskan pentingnya proses pemilihan yang adil dan transparan. “Kami ingin memastikan bahwa partai ini tetap milik kader, bukan dimonopoli oleh keluarga atau golongan tertentu,” ujarnya.

Muktamar ini menjadi momentum penting bagi masa depan PBB, terutama dalam persiapannya menghadapi Pemilu 2029. Masyarakat dan kader partai masih menunggu apakah isu nepotisme yang muncul akan memengaruhi hasil pemilihan Ketua Umum nanti.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Hukum