Wartajajarta.com-Denpasar – Perpustakaan bukan hanya sekadar tempat untuk membaca, tetapi juga memiliki peran yang sangat strategis dalam membangun masyarakat yang cerdas, berpengetahuan, dan siap menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) Adin Bondar dalam Pertemuan Pembelajaran Sebaya Tingkat Nasional Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), Kamis (7/11/2024).
Deputi Adin menyampaikan berbagai strategi telah dilakukan Perpusnas untuk dalam rangka penguatan budaya literasi dan kegemaran membaca. Diantaranya, perluasan terhadap aksesibilitas layanan perpustakaan, ekspansi layanan perpustakaan berupa mobil perpustakaan keliling maupun pojok baca digital.
“Dari konsep ini lah kita harapkan melalui aksesibilitas yang ada, pembangunan ruang-ruang baca yang inklusif bagi masyarakat melalui pengembangan perpustakaan ini tentu harapannya meningkat kegemaran membaca masyarakat kita dan kecakapan literasi,” ungkapnya.
Dia menyebut Perpusnas telah fokus mengembangkan ruang baca yang inklusif, salah satu upayanya melalui program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Melalui pendekatan literasi dan informasi, masyarakat diberikan pengetahuan dan keterampilan yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup.
Melaui TPBIS, lanjutnya, tidak hanya menjadikan perpustakaan sebagai ruang baca, tetapi juga sebagai ruang kreativitas yang memberikan akses informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Perpustakaan kini bukan hanya tempat untuk membaca, tetapi juga tempat untuk mempraktikkan ilmu yang diperoleh. Salah satunya melalui pameran Lapak Produk Literasi, kita bisa melihat hasil nyata dari program TPBIS yang melibatkan berbagai stakeholder, termasuk UMKM,” jelasnya.
“Kami pun mendorong pemerintah daerah untuk mereplikasi kegiatan TPBIS ini. Dengan pengembangan komoditas unggulan daerah yang dihasilkan melalui pengetahuan yang didapat di perpustakaan,” imbuhnya.
Kegiatan yang dihadiri sebanyak 700 peserta ini bukan hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga sebagai momentum untuk mendorong semangat kolaborasi di kalangan para pemangku kepentingan dalam dunia perpustakaan.
“Kami berharap pertemuan ini dapat memberikan inspirasi baru bagi pengelola perpustakaan untuk terus berinovasi, kreatif dan berkembang dalam menghadapi perkembangan zaman,” lanjutnya,
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpusnas Nani Suryani menyampaikan bahwa program TPBIS yang dijalankan pada tahun 2024 ini telah menunjukkan kemajuan yang signifikan meskipun tetap menghadapi berbagai tantangan.
“Program ini bertujuan untuk memperkuat peran perpustakaan desa dan kelurahan sebagai pusat informasi dan pemberdayaan masyarakat berbasis inklusi sosial,” ungkapnya.
Di tahun ini, lanjutnya Perpusnas memberikan dukungan kepada 600 perpustakaan desa dan kelurahan dengan bantuan fisik berupa peralatan dan sumber daya literasi. Selain itu, Perpusnas juga menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan teknis untuk para pengelola perpustakaan di lapangan.
“Pelatihan dan bimbingan teknis ini untuk menguatkan kapasitas pengelola perpustakaan agar dapat mengelola layanan perpustakaan lebih profesional, inovatif dan berkelanjutan,” katanya.
Dia berharap melalui Pertemuan Pembelajaran Sebaya Nasional dapat menginspirasi para pengelola perpustakaan menciptakan inovasi dalam pengelolaan layanan perpustakaan yang lebih inklusif, adaptif dan berdaya saing.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, Perpusnas juga mengadakan lomba Pra Acara untuk memotivasi peserta dalam mengembangkan kreativitas dalam pengelolaan perpustakaan. Pada sesi puncak, peserta terpilih mengikuti kelas besar, lapak produk literasi di peprustakaan serta sesi belajar kolaboratif bersama narasumber ahli.