Connect with us

Ragam

Rapat Kerja Nasional 1  HIPELKI Paparkan Lingkaran Setan  Tata Niaga Alkes

WartaJakarta.com-Jakarta
Rapat Kerja Nasional I Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan (Alkes) Indonesia (HIPELKI) yang diselenggarakan pada Rabu , ( 11/12 ) 2024, telah mengidentifikasimasalah kritis dalam ekosistem alkes yang disebut sebagai lingkaran setan tata niaga alkes.

Rapat Kerja Nasional yang diselenggarakan di Politeknik Kesehatan Jakarta III, Jatiwarna- Bekasi ini mengangkat
topik “Akselerasi Pembangunan Ekosistem Alat Kesehatan yang Berkelanjutan Dalam Mencapai Indonesia Emas 2045”.

“Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) I ini kami fokuskan untuk membahas lingkaran setan tata niaga alkes karena HIPELKI – selaku satu-satunya asosiasi alat kesehatan yang menaungi seluruh unsur ekosistem alkes di Indonesia – merasa berkewajiban untuk mendukung target Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai.pertumbuhan ekonomi sebesar 8% setiap tahun selama 5 (lima) tahun mendatang.” ujar dr. Randy H. Teguh, MM selaku Ketua Umum HIPELKI.

Randy menjelaskan bahwa, khususnya untuk alkes, kontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi tersebut tidak hanya akan terjadi secara langsung tetapi juga secara tidak langsung dengan mendukung ketahanan kesehatan di Indonesia.

“Kita tidak boleh lupa bahwa pada saat Pandemi Covid-19, Indonesia mengalami kekurangan alat kesehatan yang parah karena ketergantungan kepada alat kesehatan impor dan kondisi ini membuat pemulihan ekonomi menjadi lebih lambat.”
Randy mengingatkan bahwa pengabaian terhadap pembangunan industri alkes, hanya karena nilainya dianggap
jauh lebih kecil daripada industri lain seperti pertambangan dan energi, akan berakibat fatal karena industri alkes merupakan industri stratejik yang akan menopang ketahanan kesehatan Indonesia.

“Kemajuan industri alkes nasional akan sangat tergantung kepada dua faktor, yaitu terbukanya pasar yang memadai dan pembentukan ekosistem alkes yang kuat.

HIPELKI ada untuk mendukung pemerintah dalam membangun kedua faktor tersebut.“
“Bila kita belajar dari negara lain yang telah lebih dahulu mandiri dalam hal industri alkes, maka terlihat jelas bahwa keberhasilan mereka tidak dicapai hanya dengan memperbanyak pembangunan pabrik saja, melainkan dengan membangun ekosistem alkes secara komprehensif.“

Randy menjelaskan lebih lanjut bahwa ekosistem alkes bukanlah rantai pasok tradisional yang hanya terdiri dari produsen, distributor dan konsumen, melainkan suatu jejaring kompleks yang melibatkan banyak unsur, seperti peneliti, produsen bahan baku dan komponen, laboratorium uji, lembaga pendanaan dan lain-lain.

“Pembangunan ekosistem alat kesehatan juga harus memperhatikan kehadiran dan penguasaan teknologi, termasuk teknologi yang melibatkan penggunaan alat kesehatan berbentuk piranti lunak dan kecerdasan artifisial, karena tanpa kehadiran dan penguasaan teknologi yang cepat dan memadai, maka pelayanan
kesehatan paripurna yang mencakup semua golongan pasien di seluruh wilayah Indonesia akan sulit dicapai.

“Sejak berdiri pada tanggal 21 November 2023, HIPELKI telah mengidentifikasi berbagai masalah yang terjadi dalam setiap titik ekosistem alkes (dari hulu ke hilir) dan kami telah melihat suatu pola yang kami sebut sebagai lingkaran setan tata niaga alkes.“

“Kami menyebutnya sebagai lingkaran setan, karena setiap masalah yang kami identifikasi menyebabkan terjadinya masalah lain dan pada akhirnya akan membawa kita ke titik awal, sehingga pada akhirnya, kita akan kehilangan momentum untuk membangun ekonomi Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas 2045 yang kita cita-citakan bersama.“

“Dalam RAKERNAS I ini, HIPELKI akan merumuskan langkah-langkah stratejik untuk mendukung pemerintah
dalam memecahkan masalah ini serta mempercepat proses pembangunan industri alat kesehatan Indonesia.“

Randy menekankan kembali agar semua unsur ekosistem alkes, termasuk pemerintah, harus bersama-sama mengawal ketahanan dan kemandirian alat kesehatan Indonesia, agar industri alkes Indonesia tidak terjerembab seperti industri lain yang telah mengalami kebangkrutan dengan mengorbankan puluhan ribu
tenaga kerja. Lebih jauh lagi,kegagalan pembangunan industri alkes Indonesia akan menenggelamkan Indonesia kepada krisis ketahanan kesehatan apabila gagal bertumbuh.

“Pertumbuhan ekonomi 8% akan sangat sulit dicapai tanpa adanya pembangunan industri alkes yang kuat dan akan menggerakkan pertumbuhan industri lain,“ ujar Randy menutup penjelasannya kepada WartaJakarta, Rabu(11/12) 2024 di Bekasi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Ragam