Connect with us

Nasional

Satrio Arismunandar: Perilaku Korupsi Harus Dilawan Dengan Strategi Budaya

Wartajakarta.com-Perilaku korupsi di Indonesia bukan hanya kejahatan luar biasa, tetapi bisa dibilang sudah membudaya. Maka cara mengatasinya tidak cukup dengan sekadar pendekatan hukum, seperti memperberat hukuman. Tetapi juga harus menggunakan strategi budaya.

Hal itu ditegaskan Dr. Satrio Arismunandar, penulis buku “Perilaku Korupsi Elite Politik di Indonesia,” di Jakarta, Kamis (16/12). Karyanya itu itu diluncurkan sebagai buku perdana Divisi Print On Demand, Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA.

Di momen yang sama, juga diluncurkan “100 Buku yang Mewarnai Indonesia Sejak Era Kolonial,” hasil kerja sama SATUPENA dan Balai Pustaka. Untuk serial pertama, ada 6 judul buku. Acara ini juga dihadiri Ketua Umum SATUPENA Denny JA dan Dirut Balai Pustaka Achmad Fachrodji.

Menurut Satrio, strategi kebudayaan berorientasi ke masa depan. Yakni, bagaimana manusia bisa memanfaatkan budaya sebagai sarana atau “masterplan,” untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Masa depan tanpa korupsi.

Untuk tujuan itu, ada dua konsep budaya yang dapat digunakan, yaitu budaya malu (_shame culture_) dan budaya kebersalahan (_guilt culture_). Budaya ini terdapat di semua bangsa di dunia. “Namun di negeri-negeri Asia seperti China, Jepang, Korea, yang lebih menonjol biasanya adalah budaya malu,” ujar Satrio.

Para elite politik di Indonesia harus memiliki tanggung jawab sosial atas semua perilakunya. Terkait perilaku korupsi elite politik, Satrio menyatakan, budaya malu dan budaya kebersalahan bisa dijadikan indikator, untuk mengukur tanggung jawab sosial mereka.

Satrio mengungkapkan, isi bukunya itu merupakan hasil penelitian. Buku itu ditulis berdasarkan disertasi Satrio di Program S3 Ilmu Filsafat Universitas Indonesia pada 2014.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Nasional