Wartajakarta.com- Setelah sebelumnya berhasil mengadakan beberapa pelatihan telementoring ECHO (Extension for Community Health Outcomes), Kementerian Kesehatan RI bersama Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais dan Roche Indonesia kini melebarkan cakupan Project ECHO untuk tingkatkan akses dan kualitas penatalaksanaan kanker anak di Indonesia serta mendukung akselerasi pengembangan jejaring kanker nasional.
Menurut World Health Organization, terdapat sekitar 400.000 anak-anak dan remaja berusia 0-19 tahun diperkirakan menderita kanker setiap tahunnya. Data yang diambil dari Indonesian Childhood Cancer Foundation menyatakan bahwa setiap tahun di Indonesia terdapat sekitar 14.000 pasien kanker anak baru dan sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu. Sedangkan untuk jenis kanker yang paling sering ditemui pada anak di Indonesia adalah leukemia atau kanker darah. Oleh karena itu, diperlukan program-program khusus dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kanker anak yang berkualitas.
Melihat pentingnya peningkatan kapasitas untuk memberikan layanan berkualitas bagi anak-anak dengan kanker, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyambut baik adanya perluasan dari Project ECHO terhadap komunitas pediatri Indonesia. “Pada umumnya, strategi yang paling efektif untuk mengurangi beban kanker pada anak-anak dan meningkatkan hasil perawatan adalah berfokus pada diagnosis yang cepat, tepat dan diikuti oleh terapi berbasis bukti yang efektif. Oleh karena itu, sangat penting adanya pembekalan terhadap para tenaga medis agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik. Kami sangat mengapresiasi adanya telementoring ECHO yang kini juga merambah ke komunitas pediatri demi meningkatkan kualitas penatalaksanaan kanker anak di Indonesia,” ujar dr. Siti Khalimah, Sp.KJ., MARS, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.
Model telementoring ECHO hadir untuk menjangkau wilayah-wilayah di Indonesia dengan fasilitas kesehatan maupun tenaga medis yang belum merata dan memadai serta memberikan pelatihan bagi penyedia layanan kesehatan agar dapat memberikan penanganan terbaik bagi para pasien kanker di wilayahnya masing-masing. Dengan pendekatan berbagi pengetahuan melalui teknologi dengan berbasis kasus-kasus kanker yang sebelumnya sudah ditangani, para ahli di rumah sakit pengampu (hub) serta klinisi di daerah yang diampu (spoke) dapat berinteraksi melalui pemanfaatan teknologi.
dr. R. Soeko Werdi Nindito D., MARS, Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais mengatakan, “Untuk membuat sistem pelayan terpadu agar penatalaksanaan kanker dapat semakin merata diperlukan jejaring layanan kanker nasional, termasuk dalam hal ini mencakup persoalan kanker pada anak di Indonesia. Project ECHO sejalan dengan rencana jangka panjang Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk membuat jejaring layanan kanker secara nasional agar pasien di berbagai wilayah dapat memperoleh pelayanan langsung tanpa harus datang ke rumah sakit rujukan.”
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan bagi anak-anak yang menderita kanker diperlukan kerja sama dari semua pihak. Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K), Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia mengatakan “IDAI mendukung usaha untuk meningkatkan kesehatan anak-anak Indonesia, termasuk juga anak-anak yang menderita kanker. Kami percaya perlu adanya kesinambungan dari hulu ke hilir dalam pelayanan kesehatan. Selain itu, diperlukan peningkatan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dengan dokter umum, bidan, perawat, dan semua stakeholder lain agar terjalin kolaborasi yang harmonis. Di era digital ini, IDAI mendukung pemanfaatan teknologi yang maksimal untuk memudahkan pelayanan kesehatan seperti konsultasi antara dokter dengan pasien, dan juga konsultasi antar tenaga kesehatan. Hal inilah yang kami harapkan dengan memberikan komunitas pediatri Indonesia pembekalan melalui telementoring ECHO demi meningkatkan penatalaksanaan kanker anak di Indonesia.
Dr. Ait-Allah Mejri, Presiden Direktur Roche Indonesia, mengatakan “Kami terus bekerja sama dengan mitra kami untuk meningkatkan kesadaran publik serta diagnosis, pengobatan dan perawatan suportif untuk kelangsungan hidup anak-anak dan remaja dengan kanker. Melalui Project ECHO, kami bersama membangun momentum untuk perubahan serta memperluas kapasitas profesional dari sektor mana pun untuk mendukung anak-anak penderita kanker.” Beliau juga menambahkan, “Anak-anak dengan kanker kini bisa memiliki harapan lebih baik untuk mendapatkan pelayanan berkualitas dan hasil perawatan yang lebih baik, di mana pun mereka berada di Indonesia.”
Model telementoring ini adalah bagian dari Project ECHO yang merupakan sebuah program kemitraan strategis dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas penatalaksanaan kanker, termasuk kanker pada anak, di Indonesia serta mendukung akselerasi pengembangan jejaring kanker nasional. Project ECHO direncanakan akan menjangkau 110 rumah sakit sampai dengan 2024 dengan target jangka panjang hingga 514 rumah sakit.