Connect with us

Ekonomi

Dimasa Adaptasi New Normal Pandemi ‘ Sofiah Rahayu Pebisnis Sovenir Masih Tetap Eksis Menjalaninya ‘

WartaJakarta.com-Jakarta

Har Ibu yang diperingati tiap tanggal 22 Desember pasti punya makna yang berbeda-beda.Ada yang memaknainya sebagai sebuah penghormatan terhadap jasa ibu ataupun istri yang sudah berjuang untuk merawat keluarga.

Kekuatan ibu untuk mengabdikan dirinya demi menjadi tulang punggung keluarga juga menjadi makna tersendiri di Hari Ibu. Namun apa sebenarnya makna Hari Ibu?
Lebih luas lagi dimakani  yaitu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, penghargaan, dan penghormatan kepada kemuliaan peran ibu dalam keluarga.

Hingga di pandemi Covid-19 melanda dunia dan peringatan Hari Ibu dimaknai penuh arti oleh Sofiah Rahayu.

Momen ini sebagai ungkapan penyemangat bagi kaum ibu yang harus terus beradaptasi dengan keadaan.

“Menghadirkan berbagai peran dalam kehidupannya, menjadi guru, koki, direktur bagian umum, manager keuangan, kepala logistik, dan lain lain. Itulah mengapa perempuan atau ibu harus berdaya.
Mengurus rumah tangga bukan alasan untuk saya berhenti berkarya dan dukungan keluarga juga yang menjadikan saya hingga seperti ini” ungkap Sofiah Rahayu ,saat ditemui di kediamannya di bilangan Jakarta Selatan, Senin (14/1 /2021) kepada WartaJakarta.

Banyak usaha bisnis yang bangkrut pada masa Pandemi Covid -19 ini, namun dengan inovasi dan jiwa pantang menyerah, bisnis produksi Souvenir yang dilakukan Sofiah Rahayu tetap eksis.

“Bisnis souvenir adalah bisnis tidak ada matinya. Dari moment kelahiran, ulang tahun, pernikahan, dan acara kantor seperti rapat memberikan souvenir serta moment lainnya, biasanya yang mengadakan acara membutuhkan souvenir,” ujar Pengusaha Souvernir Sofiah Rahayu .

Namun lanjutnya, masa Pandemi Covid -19 ini berdampak kepada orang atau instansi tidak melakukan event/acara yang berhubungan dengan orang banyak, apalagi Pemerintah masih memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga berdampak langsung kepada bisnis Souvernir yang dijalankan Sofia.

Namun kondisi demikian tidak membuatnya menyerah agar bisnisnya tetap berjalan, dengan terus berkomunikasi dengan customernya.

Seperti ia menawarkan ke customer, walaupun tidak ada event pernikahan yang melibatkan banyak orang, sebagian dana/anggaran untuk pesta pernikahan dialihkan untuk pembelian souvernir untuk mengumumkan bahwa anaknya sudah menikah, orang tua yang menikahkan anaknya atau pasangan yang menikah, memberikan sesuatu souvenir, apakah itu tas dan bentuk souvernir lainnya, yang tentunya souvernir yang bagus dan mempunyai nilai bagi yang mengadakan pernikahan.

“Saya juga telah lama menjalin hubungan dengan instansi kepolisian untuk bisnis Souvernir ini. Dalam instansi kepolisian, baik Kapolda, Kapolres atau Kapolsek.

Biasanya jika pimpinan kepolisian tersebut pindah tugas, pimpinan kepolisian meninggalkan anak buahnya dengan memberikan souvernir sebagai kenangan,” ujar Sofia Rahayu yang telah menjalankan bisnis Souvernirnya selama 20 tahun ini.

Sofia juga sebagai nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI), dalam bisnisnya, ia mendapat Kredit Modal Kerja (KMK) dari BRI pada tahun 2020 lalu sebesar Rp 500 juta.

BRI menunjuk Sofiah sebagai salah satu figur Pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sehingga ia diberi kredit modal untuk mempertahankan bisnisnya tetap berjalan terus.

Usaha Souvenir yang dijalani Sofia dimulai dari nol bermodal satu mesin jahit. Usaha semakin berkembang dan masa jayanya pada tahun 1996 – 1997. Dari bisnisnya ia bisa membeli rumah sendiri.

Ia dan karyawannya membuat souvernir, seperti souvernir boneka, bantal, tas dan souvernir sesuai pesan customer.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

More in Ekonomi