Wartajakarta.com– Minat dalam berinvestasi oleh masyarakat Indonesia mengalami peningkatan bahkan secara signifikan dalam 3 tahun terakhir dan bahkan investasi pasar modal telah menjadi penyokong perekonomian nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global yang saat ini melanda di berbagai belahan dunia. Namun tidak hanya terbatas pada ketidakpastian ekonomi global, adanya adaptasi terhadap industri 4.0 telah menjadikan para pelaku bisnis untuk melakukan penyesuaian teknologi di dalam bisnisnya untuk bisa bertahan di era saat ini.
Menurut data Single Investor Identification (SID) milik Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per November 2022 terdapat 10 juta investor yang menanamkan modalnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan jumlah ini meningkat sebesar 75,1% dari tahun 2019. Lebih dari itu, investor lokal juga mendominasi dengan komposisi yang mencapai 99,7%. Minat investasi yang tinggi terhadap saham juga terekam oleh survei Populix di tahun 2022, bahwa sebesar 95% masyarakat Indonesia telah memiliki rencana untuk berinvestasi jangka panjang dengan 42% diantaranya memilih instrumen saham.
Melihat data-data tersebut dan meningkatnya antusiasme masyarakat terhadap investasi melalui berbagai instrumen pasar modal, para pelaku bisnis harus siap dengan skala pengembangan bisnisnya hingga bisa untuk go public dan masyarakat pun harus bisa memahami berbagai investasi di pasar modal Indonesia.
Menjawab seluruh kebutuhan diatas, BPP HIPMI secara resmi mendirikan Badan Otonom (BANOM) Pasar Modal & IPO yang bertujuan untuk memberikan informasi, membina, dan membagikan pengalaman perihal pasar modal serta penawaran umum saham perdana atau InitialPublic Offering (IPO) yang diketuai oleh Riky Boy Permata. Badan Otonom ini pun telah resmi dikukuhkan pada hari Jumat, 16 Juni 2023 bertempat di Main Hall Bursa Efek Indonesia dan dihadiri oleh Ketua Umum BPP HIPMI bersama dengan Staf Ahli Kementerian Investasi, dan Direksi BEI.
Dalam pelantikan tersebut, Riky Boy Permata menyampaikan “Saya mewakili jajaran pengurus dari BANOM BPP HIPMI Pasar Modal & IPO mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Ketua BPP HIPMI Bapak Akbar Himawan Buchari, Pendiri HIPMI Bapak Abdul Latief, Staf Ahli Kementerian Investasi Bapak Aries Indarto, Direktur Utama BEI Bapak Iman Rachman, Direktur Penilaian Perusahaan BEI Bapak I Gede Nyoman Yetna, dan Direktur Pengembangan BEI Bapak Jeffrey Hendrik, beserta seluruh jajaran yang telah mengukuhkan kami dan memberikan
kami kesempatan untuk dapat berkontribusi terhadap investasi, pasar modal, dan IPO di Indonesia. BANOM ini kami dirikan untuk dapat sejalan dengan roadmap OJK & BEI dengan turut memberikan literasi, pembinaan, dan membagikan pengalaman kepada seluruh pelaku bisnis dan masyarakat agar lebih mengenal investasi saham atau pasar modal serta manfaat dari melakukan IPO melalui jaringan-jaringan yang dimiliki oleh HIPMI di seluruh Indonesia.” ujar Riky selaku Ketua BANOM BPP HIPMI Pasar Modal & IPO.
Riky Boy Permata atau yang kerap disapa Riky merupakan figur dalam lahirnya Badan Otonomi ini, Riky yang saat ini menjabat sebagai Co-Founder & Chief Operating Officer Ultra Voucher dikenal sebagai figur yang juga mengantarkan PT Trimegah Karya Pratama Tbk atau UVCR yang telah berhasil melantai di BEI pada tahun 2021. Riky beserta BANOM BPP HIPMI Pasar Modal & IPO pun turut aktif dalam membagikan literasi perihal investasi, pasar modal, dan IPO melalui berbagai event dan media. Hal ini tentunya dapat menginspirasi para pelaku usaha lainnya serta menarik minat investor dalam negeri maupun luar negeri untuk berinvestasi di Indonesia.
BANOM BPP HIPMI Pasar Modal & IPO saat ini pun turut memberikan pendampingan bagi PT Sinergi Inti Andalan Prima atau Synergy Networks yang dalam waktu dekat akan melantai di BEI dengan kode saham INET. Synergy Networks merupakan penyedia infrastruktur digital, salah satunya yaitu jaringan fiber optic dengan konektivitas tanpa batas.
Akbar Himawan Buchari selaku Ketua Umum BPP HIPMI turut menyampaikan “HIPMI memiliki lebih dari 34.000 pengusaha aktif, 70.000 anggota HIPMI Perguruan Tinggi, dan memfasilitasi 700 lebih kampus di seluruh Indonesia. Melalui jaringan-jaringan tersebut, secara luas kami melihat pertumbuhan investasi masyarakat Indonesia dapat memberikan potensi yang baik untuk para pelaku usaha bisnis tanah air dan mendorong perekonomian nasional dengan pertumbuhan investor sebesar 75.1% dari tahun 2019. Pada tahun 2023 BEI menargetkan 57 perusahaan untuk dapat melakukan IPO dan harapannya melalui BANOM BPP HIPMI Pasar Modal & IPO, kami dapat membantu akselerasi target tersebut serta dapat terus meningkatkan minat investasi di Indonesia.” ucap Akbar.
Mengacu kepada data pertumbuhan UMKM oleh Kemenkop UMKM di tahun 2022, terdapat 8,71 juta unit usaha yang telah tercatat di Indonesia. Angka tersebut meningkat dan memiliki potensi dalam menumbuhkan jumlah perusahaan publik (IPO) yang akan berimbas terhadap jumlah investor saham baru atau pemula melalui ekosistem yang dimiliki oleh HIPMI. Hal ini sejalan dengan roadmap OJK di tahun 2027 dengan menargetkan 20 juta SID atau jumlah investor melalui BEI dan berbagai lembaga atau organisasi literasi pasar modal lainnya, salah satunya adalah melalui BANOM BPP HIPMI Pasar Modal & IPO.
Untuk mendukung percepatan yang terukur, Jeffrey Hendrik selaku Direktur Pengembangan BEI mengutarakan bahwa sebagai lembaga yang akan erat melakukan komunikasi dan sinergi bersama dengan BANOM BPP HIPMI Pasar Modal & IPO, melalui nota kesepahaman yang telah ditandatangani bersama dalam acara pelantikan tersebut turut memberikan antusiasme positif dan berharap untuk dapat menjadi mitra yang solutif untuk mencapai target roadmap tersebut. Kolaborasi ini pun diharapkan dapat membantu para pelaku usaha dan masyarakat untuk memahami literasi pasar modal, menghindari investasi palsu, untuk kemudian melakukan proses pembinaan terhadap penawaran saham umum perdana (IPO) secara lebih luas dan terstruktur bersama BPP HIPMI.