Wartajakarta.com-Perkembangan musik Indonesia sangat penting untuk diamati dan diteliti. Namun perkembangan musik Indonesia sulit dianalisis karena kesulitan dalam memperoleh sumber-sumber data. Maka perlu ada buku yang mengumpulkan data tersebut.
Hal itu diungkapkan jurnalis, penulis dan aktivis pendidikan Kelik M. Nugroho, dalam Webinar di Jakarta, Kamis malam, 29 September 2022. Kelik adalah penulis buku “Dua Dekade Musik Indonesia: 1998-2018.”
Webinar yang mengulas dunia musik Indonesia itu diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA. Pemandu diskusi adalah Anick HT dan Elza Peldi Taher.
Kelik menjelaskan, buku karyanya itu berisi data yang semestinya kemudian menjadi bahan analisis para akademisi musik. Suzan Piper dan Sawung Jabo, dalam artikel di jurnal Prisma edisi 5 Maret 1987, pernah mengeluhkan kurang memadainya sumber-sumber untuk menganalisis perkembangan musik Indonesia.
“Nah, fungsi buku ini ya untuk menjadi sumber-sumber data tersebut,” tegas Kelik. Proyek seri buku Almanak Musik Indonesia yang ia gagas adalah upaya pendokumentasian semua peristiwa musik Indonesia.
Menurut Kelik, upaya yang telah berhasil ia lakukan adalah penerbitan buku “Almanak Musik Indonesia 2005-2015,” dan “Dua Dekade Musik Indonesia 1998-2018.”
Maunya, pencatatan peristiwa musik ini dilakukan per dekade dari 1950 sampai sekarang. “Namun, karena berkompromi dengan aktualitas, dua buku tersebut meriset peristiwa musik terbaru yang lalu ditarik ke belakang 10 dan 20 tahun,” ujarnya.
Tujuan pendokumentasian peristiwa musik Indonesia, antara lain mencatat sesegera mungkin semua peristiwa musik, baik yang terekam oleh media maupun yang belum terekam. Sehingga data tersebut bisa diabadikan.
“Juga, untuk memberikan apresiasi pada setiap karya kreatif musisi Indonesia; serta menjadi sumber data untuk kepentingan riset musik Indonesia,” lanjut Kelik.
Kelik menjelaskan, proses pengumpulan dan penulisan profil band dan penyanyi dalam buku ini memakai prosedur jurnalistik.
Data awal dikumpulkan dari internet, majalah, buku, dan sebagian melalui wawancara dengan narasumber atau pengamat musik. “Lalu data itu ditulis secara ringkas dan mengandung informasi pokok,” tutur Kelik, yang juga penulis lagu ini.
Tulisan pendek itu kemudian dikirim melalui email dan pesan WA, untuk mendapatkan konfirmasi dari perwakilan band. Jika ada koreksi dari perwakilan band, tulisan diperbaiki.