Wartajakarta.com-Komite Aksi Nasional Driver Online(Komando) berkumpul di kawasan Grand Depok City, suatu aliansi para mitra yang tergabung dalam Aplikasi Transportasi Online baik Roda 4 (empat) maupun roda 2(dua).
Terkait dengan permasaalahan regulasi dalam ekonomi ruang digital transportasi online, KOMANDO menilai belum adanya suatu regulasi yang bisa membawa rasa keadilan dan kepastian hukum bagi semua pihak dalam eksosistem bisnis transportasi online ini.
Sehubungan dengan akan diterbitkannya pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tentang kapitalisasi asset tak berwujud(intangible asset ) terhadap APLIKASI sebagai suatu sistem tehnologi.
“Komando berharap adanya
pengakuan dan perhitungan
asset kendaraan (Tangible Asset) para mitra dalam “nilai ekonomi” aplikasi sebagai asset tak berwujud(intangible asset)”KOMANDO menilai dalam masalah ekonomi ruang digital dibidang transportasi online masih belum ada suatu regulasi yang jelas secara hukum, belum ada objek dan subyek hukum yang jelas dalam menghadirkan rasa keadilan dan kepastian hukum. kami melihat bahwa aplikasi transportasi online yang hak kekayaan intelektualnya di miliki oleh perusahaan,”kata Sagu Agustinus SH selaku kuasa hukum dari Komando, Selasa 23/3.
Komando menilai penyedia aplikasi transportasi online diadaptasi transportasi menggunakan lingkungan, eksplorasi, dan kolaborasi ekosistem penggunaan asset para mitra berupa kendaraan baik itu roda empat maupun roda dua ada beberapa masalah sebagai berikut:
Bahwa perusahaan sebagai pemilik dan penyedia aplikasi transportasi online tidak memberikan informasi yang jelas dan melakukan edukasi kepada para mitra tentang bisnis ini dan apa sebenarnya tujuan aplikasi transportasi online sebagai suatu sistem tegnologi.
Aplikasi transporatsi online Ini memiliki tujuan dan target untuk dapat memiliki “Nilai Ekonomi” baik dimasa sekarang ataupun di masa mendatang.
Para mitra telah memberikan dukungan kepada perusahaan pemilik aplikasi transportasi online yang dilindungi hak kekayaan intelektualnya saat pertama kali aplikasi transportasi online ini diadaptasikan dan belum mendapatkan “nilai ekonomi” dengan mendaftarkan dan menyerahkan asset kendaraannya(tangible asset) didalam ekosistem bisnis ini.
Dari setiap order yang masuk para mitra dikenakan potongan sebesar 20 persen dan di tambah 4 ribu rupiah yang di tanggung oleh konsumen. Potongan Ini dirasakan sangat memberatkan para mitra dan tidak sesuai dengan manajemen transportasi.Para mitra merasa potongan sebesar ini tanpa memperhitungkan Beban ekonomi untuk asset para mitra.
Perusahaan penyedia aplikasi transportasi online memang memberikan subsidi atau insentif menurut istilah pihak aplikator, akan tetapi pemberian subsidi ini dilakukan dengan kriteria yang dilakukan secara sepihak dan tingkat kesulitan yang tinggi.
Sistem yang diterapkan oleh perusahaan penyedia aplikasi transportasi online tidak memperhatikan jam kerja terhitung dari posisi log On, log off dan posisi standby Perusahaan penyedia aplikasi transportasi online tidak mempunyai perhitugan jaminan pendapatan terhitung dari pendapatan minimal sampai pendapatan maksimal, bahkan tidak adanya sistem pendapatan yang memperhitungkan asset para mitra.
Perjanjian kemitraan antara pihak perusahaan penyedia aplikasi transportasi online dibuat secara sepihak dan tidak jelas objek dan subyek hukumnya,perjanjian kemitraan dibuat tanpa melakukan pengakun dan perhitungan asset para mitra.
KOMANDO menilai bahwa para mitra berada dalam suatu posisi ketidakjelasan secara hukum didalam ekosistem bisnis ini, dilihat saat pengambilan unit kendaraan para mitra mengalami kesulitan dalam hal data proses pembiayaan, dimana pihak perusahaan pembiyaaan belum mau mengakui profesi pengemudi transportasi online. KOMANDO menilai bahwa perusahaan pemilik aplikasi transportasi online belum layak untuk melakukan tindakan korporasi apapun baik itu jual beli saham(posisi exit saham) , tindakan penggabungan(merger) , pengambialihan(akusisi) maupun
penawaran saham perdana(IPO) jika belum adanya pengakuan dan perhitugan terhadap asset para mitra yang telah memberikan dampak yang sangat positif terhadap kenaikan “Nilai Ekonomi” Aplikasi Transportasi Online
KOMANDO menilai bahwa penerbitan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan Terhadap Kapitalisasi Asset tak berwujud(intangble asset) Aplikasi Transportasi Online harus memperhitungkan asset para mitra.
KOMANDO menilai bahwa dalam hal mitra telah melakukan pemyertaan modal didalam ekosistem bisnis transportasi online ini telah sangat jelas didalam definesi dan Intepretasi hukum didalam undang-undang No 25 tahun 2007tentang penanaman modal.
KOMANDO menilai dalam rangka Perusahaan Pemilik Aplikasi Transportasi Online ingin melakukan penawaran saham perdana/Initial Publik Offering(IPO) , maka penerbitan
pernyataan standart akuntansi keuangan tentang kapitalisasi asset tak berwukud(intangable asset) Aplikasi Transportasi Online harus melukakuan pengakuan dan perhitungan
terhadap asset para mitra berbentuk kendaraan roda 2 maupun roda 4, karena asset mitra telah sangat membantu dalam membentuk “Nilai Ekonomi” aplikasi transportasi.
Dalam hal ini, KOMANDO meminta kepada pihak pemerintah selaku regulator dan pihak perusahaan pemilik aplikasi transportasi online untuk dapat memberikan dan menghadirkan perhitungan ekonomi terhadap asset para mitra,Meminta kepada pihak perusahaan pemilik aplikasi transportasi online untuk tidak melakukan perbuatan Korporasi baik itu penjualan saham(posisi exit pemegang saham) , penggabungan atapun pengambil alihan maupun penawaran sahaam perdana (IPO) sebelum adanya keputusan berbentuk
regulasi tentang posisi asset para mitra dalam “Nilai Ekonomi” Aplikasi Transportasi Online.
Meminta pengakuan dan perhitungan asset para mitra dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) terhadap kapitalisasi asset tak berwujud(intangible asset)untum aplikasi transportasi online ,meminta kepada pihak pemerintah selaku regulator untuk dapat melakukan “Kajian” terhadap ekosistem transportasi online yang telah diciptakan oleh perusahaan pemilik aplikasi trasportasi online demi terciptanya regulasi yang dapat
mendukung ekonomi ruang digital yang baik.