Wartajakarta.com-Kulit singkong mengandung berbagai zat, mulai dari karbohidrat, protein, fenol, tanin, asam oksalat, hingga sianida.
Kulit singkong mengandung senyawa sianida yang dapat membahayakan hewan ketika diberikan kepada hewan ternak sebagai pakan. Dosis sianida pada takaran sekitar 0,5—3 mg/kg bobot tubuh hewan bisa mengakibatkan kematian.
Ternyata menetralkan Sianida lemah dalam kulit singkong cukup mudah, yakni dengan pencucian berulang dan perendaman. Ini menjadikan kulit singkong sebagai potensi bahan baku makanan bagi manusia. Dengan banyak nya komoditas tanaman singkong di Desa Dolokgede, Tambakrejo, Bojonegoro, maka PNM Meekar Unit Purwosari Area Bojonegoro 3 Region Bojonegoro 1 mengadakan pelatihan pengolahan singkong dengan konsep zero waste.
Konsep zero waste dalam pelatihan ini memunculkan 3 output saat pengolahan singkong, yakni stik singkong, minuman herbal sari singkong dan kulit singkong crispy. Kegiatan diikuti oleh nasabah PNM Mekaar yang memiliki singkong di sekitar rumah nya dan pelaku usaha gethuk singkong yang berjumlah sekitar 30 orang. Melalui pelatihan ini, kulit singkong yang dulu terbuang begitu saja bisa diolah menjadi camilan crispy yang lezat. Tentunya ini akan menjadi peluang usaha baru bagi para peserta Pelatihan. Adib Nurdiyanto, M.Pd selaku narasumber menyatakan bahwa dengan konsep pengolahan zero waste ini tidak hanya mengurangi sampah organik tetapi juga akan menjadi sumber penghasilan tambahan.
Berbeda dari kegiatan sebelumnya karena kali ini pihak PT. Pegadaian juga diundang untuk mensosialisasikan program nya.
Suatu kolaborasi cantik antara PNM dan Pegadaian karena PNM dengan dasar bahwa PNM Dan Pegadaian tergabung dalam Holding Ultra Mikro (UMi) bersama BRI. BRI merupakan induk usaha dalam holding ini, sedangkan PNM dan Pegadaian menjadi anak usaha. Kegiatan ber langsung seru karena peserta kegiatan aktif dalam melaksanakan praktek pembuatan produk yang diajarkan oleh Narasumber.