![](https://wartajakarta.com/wp-content/uploads/2020/05/IMG-20200520-WA0258.jpg)
WartaJakarta.com-Jakarta
Di masa-masa pemulihan dengan adanya Bencana Nasional Pandemi Virus Corona -19 ini semua Sektor Pelaku Pebisnis baik Perusahaan maupun Pribadi mengalami penurunan secara perlahan lahan, banyak cara yang digunakan untuk mensiasatinya dengan adaanya bencana ini.
Begitu juga dengan Vessa Catering yang berlokasi di Jln. Bintaro Permai Raya No.3B Jakarta Selatan, yang ditemui oleh WartaJakarta langsung dengan Pemiliknya Bapak Tata Indriyatna, Pada Selasa ( 19/5) 2020 di Kantornya.
Tata pun mengatakan bahwa Vessa Catering adalah perusahaan Catering dan Wedding Package yang sudah berpengalaman sejak tahun 2007. kami konsisten dalam mempertahankan kualitas dan pelayanan yang didukung oleh tenaga ahli professional.
Kami hadir untuk membantu dan memberikan pelayanan terbaik, Vessa Catering menjadikan hari spesial anda lebih berkesan dan tak terlupakan.Saat ini kami melayani untuk keperluan para customer maupun pelanggan untuk menyelenggarakan keperluan yaitu : Catering Pernikahan – Dekorasi Pernikahan – Pernikahan Adat – Tatarias Pengantin – Rekanan Gedung – Rekanan Sanggar.
Dimulai saat pihak kepolisian Republik Indonesia mengeluarkan maklumat di bulan Maret lalu dimana tertulis tidak boleh mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan yang menyebabkan berkumpulnya massa dalam jumlah banyak, baik di tempat umum maupun di lingkungan sendiri. Bisnis pernikahan termasuk usaha catering pernikahan langsung makjleb!
Selain itu Tata Indriyatna,yang masih duduk sebagai Wakil Sekjen Perkumpulan Penyelenggaraan Jasaboga Indonesia (PPJI), mengatakan Maret sudah tutup sementara untuk mengadakan acara pernikahan.
“Januari masih ada acara pernikahan bahkan sampai Februari. Tapi awal Maret semua membatalkan dan menunda hajatan pernikahannya. Ada yang diundur tapi dengan kasih catatan jika pemerintah mengizinkan,” tuturnya.
Bisnis Wedding sangat terimbas, omzetnya terjun bebas alias mendekati nol. Bisnis pernikahan ini, kata Tata, rentetannya sangat banyak, sebut saja mulai dari sanggar pernikahan, tata rias , dekorasinya, MC termasuk penyelenggara wedding. Dan semuanya sekarang istirahat.
“Yang kehilangan mata pencaharian banyak karena bisnis ini melibatkan banyak orang,” tuturnya.
Namun yang masih beroperasi adalah mereka yang punya usaha makanan online dan nasi boks. Tetapi bicara keuntungan atau omzet jelas tidak bisa disamakan dengan sebelum pandemi ada. Tata bilang, perbedaanya jauh sekali, bahkan hanya sampai lima persen omzetnya.
Awalnya memang jualan online ini bagus, lama-kelamaan saking banyaknya yang kerja dari rumah dan istrinya juga dirumah, mereka mulai masak dan menjual makanannya ke lingkungan terdekat. Dilema juga, kata Tata, yang otomatis menurunkan penjualan makanan online.
Tata juga melanjutkan ,mengatakan bisnis cateringnya saja hanya sampai 10 persen omzetnya. Jauh beda saat normal, dimana sebulan bisa ada 35 acara kecuali bulan puasa. Bulan puasa sampai dua Minggu setelah lebaran tidak ada pernikahan.
Nah, dari Perkumpulan Penyelenggaraan Jasaboga Indonesia (PPJI), sendiri Tata selaku wakil sekjen organisasi beserta dengan anggota lainnya telah memberitahukan ke konsumen bahwa awal Maret tidak ada acara pernikahan.
“Kita menganjurkan ke konsumen untuk menunda sementara acara resepsi. Pasalnya, untuk memutus rantai virus dan juga berisiko jika salah satu tamu terjangkit Corona akan berdampak pada semuanya, tak hanya yang punya hajatan tetapi juga penyelenggara pernikahan namanya bisa jelek,” ujar Tata.
Akan halnya dengan upaya untuk bertahan menjalankan bisnis, anggota dari PPJI diberitahukan tetap melakukan yang terbaik. Dan rata-rata dari anggota PPJI masih tetap dengan usaha di bidang kulinernya. Seperti kerjasama dengan rumah sakit, kantor yang masih buka, kerjasama dengan organisasi sosial untuk distribusi pangan, dan lainnya.
“Yang penting usaha kita masih tetap jalan. Para anggota diminta untuk tetap semangat karena Corona ini sifatnya sementara. Kita harus tetap berjualan dan berproduksi supaya bisnis tetap berjalan,” tuturnya.
Pun dengan Tata yang punya harapan supaya pemerintah lebih ketat lagi memberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) alih-alih supaya virus Corona biar cepat hilang. Jikapun kalau ingin PSBB dilonggarkan, protokoler kesehatannya yang harus diperketat dan mungkin bisnis masih bisa jalan.
Bagi pengusaha, tutur tata, pandemi virus Corona ini dampaknya sangat berat. “Dilema bagi kita, pertama adalah omzet jatuh, kedua kita harus berpikir juga tentang karyawan soal gajinya terutama. Namun bagaimana pun kita harus semangat, karena pandemi ini hanya sementara,” pungkasnya.
![](https://wartajakarta.com/wp-content/uploads/2024/08/wartajktlogo.jpg)