Connect with us

Hotel

Dampak Pandemi Covid 19, Semua Hotel Di Jakarta Tutup

Wartajakarta. com– Virus corona (Covid-19) benar-benar membuat bisnis hotel dan restoran menjadi lesu. Sepinya hotel kini telah melanda kawasan DKI Jakarta. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi P. Sukamdani, menyebut, tingkat okupansi hotel di Jakarta hanya 30%. Artinya, 70% kamar hotel tak terisi alias kosong.

“Dampak ekonomi yang paling signifikan di sektor perhotel dan restoran, sudah mulai terasa sekali,kondisi tersebut sudah tidak ideal bagi operasional hotel. Karenanya, dampak selanjutnya bisa berujung pada sejumlah langkah efisiensi.dengan berbagai cara seperti sistem kerja tidak lagi penuh, yang berdampak penerimaan gaji tidak full atau dibayar 50 persen dan karyawan diberlakukan cuti dengan tidak menerima gaji.

Jika sudah demikian, efek selanjutnya tidak hanya ada pada sektor hotel dan restoran saja. efisiensi itu bisa merembet pada lesunya sektor usaha lain.

Virus corona (Covid-19) telah memberikan dampak signifikan terhadap sektor pariwisata nasional.Hal ini terefleksikan dengan maraknya hotel yang memutuskan untuk tutup sementara.

Industri hotel di Jakarta pada bulan Februari belum begitu terasa terdampak Covid-19. Namun gejala sudah ada, beberapa perusahaan khususnya yang melibatkan pihak asing mulai sedikit menurun, masih ada kegiatan tamu domestik.

Penurunan kinerja mulai sangat terasa tepatnya di bulan Maret saat pemerintah mengumumkan kasus Covid-19 di Indonesia dan banyak kegiatan
dibatalkan.Disaping itu pemerintah juga memberlakukan untuk bekerja di rumah work at home sudah pasti hal ini sangat berdampak bagi pekerja di bidang perhotelan seperti yang dialami oleh salah satu karyawan hotel di wilayah Jakarta Selatan.

Saat itu memang sudah ada kekawatiran tapi kebanyakan hotel-hotel belum mengambil tindakan untuk menyikapi hal tersebut namun setelah pemerintah mengeluarkan himbauan untuk berada dirumah aja atau work at home pemerintah mengeluarkan peraturan PSBB(pembatasan sosial bersekala besar) , saat itu pihak hotel mulai panik sebagian besar hotel hotel di jakarta pasti merasakanya sama seperti hotel di tempat kami bekerja .

Yang akhirnya pihak managemen hotel di tempat kmai bekerja per 1 April resmi ditutup atau tidak beroperasi, sebagai karyawan pastilah merasa kawatir terutama masalah gaji sebab karhawan dibayar berdasarkan waktu masuk kerja sisanya cuti yang tidak dibayar karena dihitung berdasarkan hari masuknya saja tentu hal ini sangat mengkawatirkan sebab lebih banyak waktu cutinya dari pada kerja.
disisi lain kita menjerit kesulitan namun apadaya kita tidak bisa berbuat banyak terhadap keputusan dari managemen hotel
kmai juga sebagai karyawan yang terdampak covid 19 ini sampai saat ini tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti kebutuhan makan sehari hari.

Pemerintah sudah mengeluarkan program pra kerja namun menurut hemat saya ini kurang efektif yang kami butuhkan adalah makan bukan pelatihan,disisi lain tempat kami bekerja sampai saat ini pihak managemen kurang peduli atau simpati kepada karyawanya jika dibandingkan dengan hotel lain. Jika dibeberapa hotel lain di jakarta pihak managemenya masih memberikan gaji meski hanya 50 persen tapi ini sangat membantu disaat situasi seperti saat ini.

Banyak hotel melakukan perlakuan terhadap karyawanya selama pandemi covid 19 berbeda beda ada yang memberikan 50 persen gajinya.

Kesulitan memang tidak bisa kita prediksikan atau perkirajan datangnya kapan saja namun itu kita tidak bisa hanya menyalahkan kondisi yang kesulitan seperti saat ini yang penting sebagai manusia harus bisa mengambil sikap untuk bisa bertahan hidup.

Saya berhatap covid 19 ini cepat berlalu sebab kita ketahui yang lebih menyulitkan adalah dampak ekonominya dengan ditutupnya hotel hotel sejak dua bulan lalu, harapan saya dengan beroperasinya kembali hotel di jakarta walaupun belum bisa mengembalikan secara maksimal tidak serta merta bisa pulih dengan cepat pastinya bertahap namun kami berharap semua bisnis bisa bangkit dan berjalan lancar.

Sayaberharap melada semua teman teman jangan terlalu berharap dengan tempat kita bekerja apakah di b
hotel atau instansi lainnya, ini saatnya kita bisa introsepksi diri dsn bisa lebih berkonsentrasi bersama keluarga di saat bulan penuh berkah ini bulan suci ramadhan dimana biasanya kita selalu menghabiskan waktu diluar rumah atau di tempat kerja ini momen yang sangat baik untuk lebih dekat dengan keluarga.

Banyak pelajaran yang berharga dan sangat penting sejak diberlakukanya bekerja di rumah atau dirumahkan, akhirnya kita bisa mengambil kesimpulan dimana keluarga adalah nomer satu bukan tempat kita bekerja hidup pilihan apakah kita mencari kesuksesan untuk instansi tempat kita bekerja atau tujuanya hanya untuk mencari nafkah saja terkadang kesuksesan yang di capai di tempat kita bekerja tidak ada artinya jika perusahan tidak memberikan solusi disaat kita mengalami kesulitan seperti saat ini.

Sstelah dirumahkan selama dua bulan ini saya sendiri berkesimpulan bahwa dengan pekerjaan saya selama ini yang hampir tidak ada waktu untuk keluarga adalah salah karena sudah menhampingkan urusan keluarga

Dengan adanya pandemi covid 19 disisi lain
bagi saya adalah menjadi sebuah berkah karena lebih banyak waktu berkualitas untuk kumpul sama keluarga apalagi di saat seperti ini di bulan ramadhan.

Buat teman teman kita tetap semangat kalian punya potensi dengan bidang masing masing jika mau berusaha pastilah ada jalan manfaatkan skill yang kita punya gunakan untuk kepentingan orang banyak jangan takut kehilangan kesempatan meraih kesuksesan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Hotel