
WartaJakarta.com-Jakarta
Organisasi masyarakat adat dayak terbesar di Kalimantan, yang saat ini mungkin tidak asing lagi didengar oleh kalangan dan pelosok penjuru daerah di Kalimantan, bahkan nasional, yaitu organisasi “Tariu Borneo Bangkule Rajakng” merupakan bentuk pertahanan masyarakat adat Dayak, yang peduli akan adat istiadat dan budaya.
Saat ini perlu adanya wadah, untuk melakukan gerakan dari masyarakat, dan anak muda yang mungkin belum tersentuh oleh kecanggihan teknologi untuk mengenalkan adat, budaya, tradisi dan sejarah.
Memasuki bulan Oktober ini Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) DPW DKI merayakan hari ulang tahunnya ke -2 nya. Dalam perayaan yang dilaksanakan pada Minggu, (9/10/2022) kemarin, bertempat di anjungan Kalimantan Timur, Taman Mini Indonesia Indah, acara ini diisi dengan berbagai kegiatan dan atraksi budaya dari Suku Dayak yang sangat menarik.
Mulai dari Tarian Enggang yang ditarikan oleh sanggar Diklat Anjungan Kaltim TMII. Tari Burung Enggang sering juga disebut Tari Enggang. Tarian ini merupakan salah satu kesenian suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur. Tari Burung Enggang menceritakan kehidupan burung enggang. Biasanya tarian ini dibawakan oleh perempuan suku Dayak Kenyah.
Kemudian Tarian keperkasaan/ Tarian Kancet Papatai. Tarian ini berkisah tentang pahlawan yang menampilkan tentang keperkasaan kaum laki-laki Dayak Kenyak dalam menghadapi musuhnya di medan perang. Tari Kacet Papatai hingga kini masih ditampilkan dalam berbagai kesempatan.
Lalu ada Tarian Dayak Salako, Tarian Gelang Dadas oleh Sanggar Namuei. Tarian Gelang Dadas ini tarian tradisional suku Dayak Kalimantan Tengah yang menceritakan ungkapan syukur kepada Tuhan karena diberikan keberhasilan dan kelancaran.
Selain itu juga acara HUT Ke 2 TBBR DPW DKI Jakarta diawali dengan PROSESI ADAT TEPUNG TAWAR Maksudnya adalah untuk menawar atau menolak segala sesuatu yang
mengganggu dan diberikan keselamatan oleh Yang Maha Kuasa, sehingga ada keserasian antara alam dan manusia Setelah itu barulah dilakukan upacara Ngampar Bide.
Tujuan dari upacara ngampar bide adalah sebagai ucapan rasa syukur masyarakat terhadap hasil yang diperoleh sehingga menurut keyakinan masyarakat adat Dayak, apabila upacara ini dilakukan maka tiap tahun akan terjadi peningkatan terhadap hasil panen, baik dalam pertanian, peternakan maupun bidang pekerjaan yang lain.
HUT Ke- 2 TBBR DPW DKI Jakarta ini juga digelar Serangkaian Perlombaan Permainan Tradisional yaitu lomba Sumpit,Lomba Gasing, dan Lomba Tungkat Dayak.
Selain berbagai tarian, acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan artis berdarah Kalimantan, Eva Belisima. Eva memeriahkan acara dengan membawakan beberapa buah lagu.
Eva Belisima mengatakan TTBR adalah organisasi anak-anak muda Dayak yang tergabung dalam satu kesatuan yang tersebar di beberapa daerah di seluruh Indonesia.
“TTBR ini jadi wadah dimana mereka bersatu, saling berkomunikasi karena untuk menyatukan anak-anak muda Dayak bukanlah hal mudah karena tersebar di seluruh Indonesia,” tutur Eva kepada KABARI.
Eva menambahkan, tentunya dengan adanya TBBR sebagai wadah untuk melestarikan budaya Dayak karena tidak bisa dipungkiri bahwa Suku Dayak menjadi salah satu suku yang termarjinalisasi bahkan di pandang sebelah mata karena berada di daerah-daerah terpencil.
“Dengan TBBR, kita ingin menunjukkan eksitensi Suku Dayak yang menjadi bagian dari satu kesatuan suku bangsa di Indonesia. Kita ingin turut berpartisipasi untuk memajukan Indonesia yang lebih baik dan dikenal di segala lini kehidupan. Anak-anak muda Dayak siap bergabung maju bersama dengan anak-anak muda lainnya untuk kemajuan negara Indonesia,” imbuh Eva.
Eva menjelaskan program TBBR ada banyak, diantaranya pelestarian budaya, perkenalan budaya tidak hanya di Indonesia melainkan mancanegara, berkesenian dan tari-tarian dan keahlian tradisional dan misi-misi sosial ketika ada bencana, orang Dayak akan bahu membahu saling membantu untuk mereka yang membutuhkan.
Anggota-anggota TBBR pun berasal dari berbagai macam kalangan dan profesi, dari politikus, birokrasi dan lainnya. Semuanya tergabung dalam TBBR untuk terus memajukan TBBR menjadi lebih baik
“Jadi dengan adanya perayaan HUT TBBR ke-2, puji tuhan semua berjalan lancar, saya selalu mempromosikan budaya Dayak sehingga bisa dilihat dan dipandang dari segi positif dan saya bangga sebagai muda –mudi Dayak.”
Tentunya bagi Eva yang mewakili seniman Dayak memberikan pesan untuk terus meningkatkan kualitas sebagai manusia terlepas berasal dari suku manapun, menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain. “TBBR hadir untuk itu dan keberadaan Suku Dayak tentunya memberikan dampak positif bagi tanah air,” ujar Eva kepada WartaJakarta,Minggu ( 9/10) 2022 di TMII Jakarta Timur
