
Wartajakarta.com-Tangsel,Membuka usaha warung makan saat ini menjadi peluang bisnis yang cukup menjanjikan karena bisnis ini boleh dibilang tak tergerus oleh perubahan zaman.
Bukan tanpa alasan, jenis bisnis ini menjadi sektor yang penting karena termasuk ke dalam kebutuhan primer masyarakat. Konsepnya pun terbilang beragam, mulai dari usaha warung makan prasmanan, warteg, restoran hingga lesehan.
Meski untuk membuka dan menjalani bisnis kuliner rumah makan ini tidaklah mudah.Dibutuhkan banyak persiapan agar bisnis bisa berjalan dengan baik dan menguntungkan, terlebih jika sudah menyangkut modal.
Harus disesuaikan dengan minat atau keinginan sehingga proses pelaksanaannya pun akan lebih nyaman. Jangan sampai nekat berbisnis hanya karena ikut-ikutan bisa-bisa merugi tanpa dibekali strategi.
Tak sedikit para pengusaha meracik inovasi dengan ide dan kreasi terbaru agar dapat mengisi peluang demi peluang di sektor Industri kuliner yang akan mampu untuk bersaing di bisnis kuliner yang kian marak ini.
Salah satu yang siap meraih sukses yakni Sambal Bu NIK yang omzetnya langsung meroket ini, membuka cabang kedua di Ruko Pamulang Permai, Tangerang Selatan.
.
Dibutuhkan dana investasi mulai Rp 450 juta untuk paket usahanya, tentunya ini tergantung dari harga sewa tempatnya.Hal yang menarik adalah omset Sambel Bu Nik Pamulang yang baru hitungan hari sudah setara dengan Sambel Bu Nik Jatiasih yang buka pertama.
Hanya berbekal marketing organik, pasang spanduk dan papan nama yg besar, posting feed story IG FB Tiktok, tanpa iklan berbayar, bisnisnya langsung melejit.
Menurut Ahmad DS, Direktur Marketing Sambel Bu Nik,ditemuia awak media di Pamulang, Tangsel, Rabu (23/11/22) mengatakan,”Saya inginnya kehadiran sambel bu nik ini layakya Pecel Lele Tenda buka outlet, buka aja. Gak usah ada acara macem-macem, promo macem-macem. Kita test orang datang apa gak,dari situlah bisa kita lihat prospek bisnis kita kedepannya.
“Kalau dari marketing mix 4P. Sambel Bu Nik hanya mengandalkan 2P saja yakni: Product dan Place, sambel rampainya beserta pilihan 25 lauk yang bikin “lapar mata” dan pilihan lokasi outlet yang strategis tempat yang cukup ramai.
“Lokasinya jangan sampai salah, kalau ada lokasi bagus saya akan bayarin berapapun harga sewanya, karena gak mungkin lokasi bagus harganya murah dan sebaliknya gak mungkin murah lokasi yang bagus,” tegas Ahmad.
“Sedangkan Price dijadikan “gimmick” saja dengan menuliskan di spanduknya “mulai Rp. 10.000” yang memberikan kesan murah. Nyatanya hampir tak ada pelanggan yang memanfaatkan menu Rp 10.000-an itu, entah karena “laper mata” atau gengsi karena sajiannya yang prasmanan.Sebagian besar penikmat kuliner tidak akan beli hanya dengan harga Rp10.000 pasti ada tambahan lainnya karena kita menyajikan beraneka lauk dengan banyak pilihannya dan tentunya mengundang selera para pengunjung,”tuturnya.
Sambal Bu Nik juga menyediakan aneka daun lalapan melimpah dan gratis seperti: terong ungu, daun popohan, kubis, kemangi, daun petai muda, ketimun, selada, dan special ada petai hutan atau kabau atau jaling jaling yang langka, diambil dari hutan Sumatra.
Selain itu disediakan nasi putih yang harum dan pulen, karena beras yg dipakai kelas premium.”Nasinya juga gratis, ambil sendiri sekenyangnya, kalo kurang bisa nambah,” kata Ahmad.
Dengan adanya sambal dadak dengan tomat rampai dan terasi bangka begitu menggoda,memberikan sensasi “umami” menambah selera dengan rasa yang khas pedas asin gurih menempel di ujung lidah sampai rongga tenggorokan.
“Pas banget dengan nasi panas pulen dan ikan atau ayam yang fresh tak pernah sekalipun masuk freezer. Suegerr sampai ke daging dagingnya,” ujarnya.
Untuk menjaga standar kualitas produk dan layanan, sudah betul pilihan Sambel.Bu Nik dengan sistem kemitraan swakelola, dimana investor tidak terlibat dalam.pengelolaan bisnis. 100% bisnis dikelola manajemen Sambel Bu Nik.
Investor tinggal menikmati bagi hasil 50% dari nett profit setiap bulannya. Bagaikan punya deposito di bank, tinggal nunggu transferan masuk ke rekening.Berbisnis dengan Sambel Bu Nik pastinya sangatlah menjanjikan.
“Saya yakin dengan dukungan manajemen operasional yang kokoh, dan dengan leadership yang “steady” Sambel Bu Nik akan melaju bukan hanya kencang namun konsisten dengan ekspansi cabang yang terukur. Hanya 1 cabang dalam 1 bulan dan untuk saat ini sementara hanya fokus di Jabodetabek,” ujar Ahmad DS.
Ahmad sangat menyadari, tentu saja di setiap bisnis ada risikonya. Kalau pun tidak mencapai target, manajemen dan investor akan memindahkan lokasi usahanya ke lokasi yang lebih prospek dengan sistem gotong royong.
Ini jarang ada di sistem kemitraan manapun, biasanya kalau rugi dan mau pindah lokasi itu urusan mitra, pemilik merek gak mau tahu.
“Manajemen Sambel Bu Nik juga cukup berhati-hati karena hanya sebagian outlet yang akan dilepas kepemilikannya ke investor. Sebagian besar outlet dimiliki sendiri. Ini tentunya strategi cerdas untuk mengamankan keberlanjutan bisnis dan “bergaining power” dengan investor,” terang Ahmad.
Kalau manajemen punya outlet sendiri dalam jumlah banyak maka mitra investor akan lebih percaya dan tenang. Berarti pemilik merek sangat yakin dengan prospek bisnisnya.
Dalam.waktu dekat Sambel.Bu Nik akan membuka cabangnya di Citayam Depok, Lenteng Agung Jakarta Selatan, Sawangan Depok dan Bekasi.Nah tunggu apa lagi bagi anda penikmat kuliner nusantara sebaiknya coba di sambel bu nik pastinya akan ketagihan.
