Connect with us

Ragam

Agnes Sutanto ‘Seorang ibu Juga Menjadi Tiang Doa Untuk Keluarga’

WartaJakarta.com-Jakarta

Hari Ibu yang diperingati tiap tanggal 22 Desember pasti punya makna yang berbeda-beda.
Ada yang memaknainya sebagai sebuah penghormatan terhadap jasa ibu ataupun istri yang sudah berjuang untuk merawat keluarga.

Kekuatan ibu untuk mengabdikan dirinya demi menjadi tulang punggung keluarga juga menjadi makna tersendiri di Hari Ibu. Namun apa sebenarnya makna Hari Ibu?
Lebih luas lagi dimakani  yaitu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, penghargaan, dan penghormatan kepada kemuliaan peran ibu dalam keluarga.

Hingga di pandemi Covid-19 melanda dunia dan peringatan Hari Ibu dimaknai penuh arti oleh semua Para Ibu.

Momen ini sebagai ungkapan penyemangat bagi kaum ibu yang harus terus beradaptasi dengan keadaan.

“Menghadirkan berbagai peran dalam kehidupannya, menjadi guru, koki, direktur bagian umum, manager keuangan, kepala logistik, dan lain lain.

Itulah mengapa perempuan atau ibu harus berdaya.
Mengurus rumah tangga bukan alasan untuk saya berhenti berkarya dan dukungan keluarga juga yang menjadikan saya hingga seperti ini” ungkap Agnes Sutanto.

Menjadi Ibu dari tiga putra menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Agnes Sutanto, seorang wanita pebisnis perhiasan dan berlian yang sudah menjalankan bisnis ini selama 28 tahun.

“Peranan ibu sangat penting untuk keberhasilan anak, begitu juga didikan seorang ibu, karena ibu yang melahirkan dan dekat dengan anak.  Pengorbanan seorang ibu juga luar biasa. Saya mempunyai tiga putra yang saat ini sudah dewasa dan mandiri.

Saya membesarkan mereka dengan penuh kasih dan selalu dekat dengan anak,” tutur Agnes Sutanto, pemilik dari Agnes Jewelry kepada WartaJakarta, di Jakarta, Kamis (24/12/20).


Agnes menceritakan, tiga putranya dari kecil sudah ditanamkan Budi pekerti dan kerohanian. Setelah dewasa wajib mengajarkan menghargai istri mereka. Seorang ibu juga menjadi tiang doa untuk keluarga.

“Pengalaman saya menjadi ibu sangat banyak. Ibu harus selalu siap menampung keluh kesah anak, Jangan sekali – kali anak dipatahkan semangatnya jika tidak tercapai dalam prestasi sekolah atau kuliah karena akan menjatuhkan mental anak, apalagi jika orang tua menuntut prestasi di sekolah,” ucap Agnes.

Yang membuat ia tersenyum dan terharu, ketika mengenang memori saat ketiga anaknya saat masih kecil. Saat ia berkumpul dengan anaknya yang saat ini sudah dewasa, Agnes menceritakan ke anaknya memori anaknya ketika masih kecil sehingga kenangan tersebut membuat ia dan anaknya terharu dan bahagia.


“Usia saya hampir 60 tahun, disaat anak membutuhkan ibunya, walaupun anak-anak sudah bikin usaha F&B (Food & Baverage) yang sampai saat ini sudah punya lima restoran ternama dibawah naungan TAN Grup, pasti mereka mencari saya untuk mendiskusikan bisnis mereka, tetap saya diikutsertakan. Anak-anak tidak perlu modal saya, mereka bisa memanage modal mereka sendiri,” ucap Agnes.

Agnes juga menceritakan, saat Agnes semasa kecil, ibu dari Agnes bisa mendesain baju yang menurun ke dirinya sampai saat ini. Ibunya juga rajin menerima jahitan, dan menerima pesanan kue. “Ibu saya sosok yang tangguh,” ungkap Agnes.

Jiwa wirausaha lanjutnya, juga menurun ketiga anaknya yang saat ini menjalani bisnis F&B (Food & Baverage).

“Mereka waktu mulai remaja sudah belajar bisnis, yang satu modifikasi mobil, saya selalu support, saya kasih mereka modal kecil saja, mobil dimodifikasi akhirnya dijual, ada profit, mereka semangat, kita juga memberikan semangat,” ujarnya.

Agnes Sutanto yang merupakan Owner Agnes Jewelry, memulai usaha Jewely (perhiasan) pada usia 25 tahun dan sudah menikah, dengan modal sendiri yang ia miliki.

“Saya memulai bisnis Jewelry karena awalnya saya suka pakai perhiasan, saya suka keindahan. Lalu saya berusaha bagaimana bisa mencari uang supaya tidak membebani suami, akhirnya lewat bisnis ini,” ujarnya.

Awalnya tambah Agnes, suaminya tidak setuju ia menjalankan bisnis tersebut. Namun dengan ia buktikan menjalankan bisnisnya tanpa menggangu fungsinya sebagai istri dan ibu dari tiga anak dan akhirnya suaminya menyetujui bisnis Jewelrynya.

“Dari bisnis Jewelry ini, dari kecil pelan – pelan semakin besar. akhirnya suami kasih kesempatan bisnis ini dengan memberikan bantuan modal,” ungkap Agnes.

Yang tak kalah pentingnya dalam tantangan bisnis ini menurutnya, bisnis dimasa Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai.

Hal inilah yang membuat banyak para pebisnis harus memutar otak untuk tetap mempertahankan eksistensi bisnisnya. Hal ini juga yang dilakukan oleh Agnes Sutanto yang mengeluarkan strategi pemasaran Jewelrynya dengan memasifkan bisnisnya di dunia digital dengan berjualan secara online, melalui Instagram (IG), WhatsApp dan Media Sosial (Medsos) lainnya.

Ia menjelaskan, perhiasan yang dijual secara online melalui Instagram, relatif tidak mahal karena target marketnya adalah yang lebih muda seperti diamond.

 

Dengan Penjualan secara online lumayan dapat menjual Jewelry yang lebih simple,target market pun lebih terjangkau melalui online ini yang membuat cakupannya jadi luas dengan penjualannya bisa  melalui show koleksi yang terbaru,sehingga customer dapat viewing dan jika tertarik meteka bisa contak ke kami,ungkap Agnes.

 

 

 

 

 

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Ragam