Connect with us

Lokawisata

Museum sebagai Jembatan Budaya: Mengembangkan Kreativitas dan Relevansi di Era Digital”

 

WartaJakarta.com -Jakarta
Diskusi Bincang Musea Indonesia membuka cakrawala baru tentang peran museum di tengah perubahan zaman. Berangkat dari konsep new museology, museum kini bukan lagi sekadar tempat menyimpan koleksi, melainkan ruang dinamis untuk mengembangkan kreativitas, membangun identitas budaya, dan memperkuat pendidikan berbasis olah-rasa.

Diskusi ini menghadirkan tokoh-tokoh inspiratif yang telah lama berkecimpung di dunia seni, museum, dan pengembangan budaya, seperti Hilmar Farid, Ph.D (Akademisi IKJ), Dolorosa Sinaga (Pematung dan Seniman), Yiyok T. Herlambang, SE.MM (Ketua AMIDA Jakarta dan Direktur LSPI), serta Karina Mintahir, S.Hum (Museum Ecosystem Enabler). Diskusi dipandu oleh Punto A. Sidarto dari Musea Indonesia.

Diskusi ini menjadi ajang penting bagi para praktisi museum, seniman, dan pemerhati budaya untuk bersama-sama menggagas masa depan pengelolaan museum yang lebih relevan, inklusif, dan berkelanjutan di tengah era transformasi digital.

Kegiatan ini juga didukung oleh Yayasan Toeti Heraty Rooseno dan Toeti Heraty Museum Dilaksanakan di Toeti Heraty Museum – Galeri Cemara 6, pada Selasa, (17/12 ) 2024, kegiatan yang dikelola oleh komunitas PAS Rekadaya bersama Musea Indonesia ini, serta juga berkolaborasi dengan Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Daerah Jakarta Paramita Jaya, merupakan bagian dari rangkaian program kolaborasi yang dilaksanakan Yayasan Layang-layang Indonesia pada tahun 2024, dalam kerangka program Dukungan Institusional dari Dana Indonesiana, yang dijalankan oleh Kementerian Kebudayaan RI dan LPDP Kementerian Keuangan RI.

Diskusi ini menggarisbawahi pentingnya transformasi digital dalam memperluas jangkauan museum, menjadikannya lebih relevan dan inklusif bagi masyarakat modern. Kehadiran para narasumber inspiratif, seperti Hilmar Farid, Ph.D, dan Dolorosa Sinaga, memperkaya diskusi tentang bagaimana inovasi teknologi dapat menghidupkan peran museum sebagai pusat pendidikan budaya dan kreativitas.

Hilmar Farid, pemerhati budaya, menyampaikan bahwa museum di abad ke-21 harus menjadi institusi publik yang kreatif dalam mendidik masyarakat.

“Museum tidak bisa hanya mengandalkan koleksi dan berharap pengunjung datang untuk mencari informasi. Di era digital, teknologi memungkinkan akses informasi di mana saja. Tantangan kita adalah mengomunikasikan koleksi melalui platform kreatif dan digital,” ujarnya di depan peserta diskusi, Selasa( 17/12) 2024 di Jakarta.

Ketua AMI Paramita Jaya, Yiyok T. Herlambang, menekankan pentingnya inovasi agar museum tetap relevan di tengah perkembangan zaman. Menurutnya, museum harus membawa koleksi ke dalam konteks masa kini dan masa depan agar tetap menarik.

“Jika museum tidak relevan, maka akan ditinggalkan. Kreativitas adalah kunci untuk menunjukkan peran dan makna koleksi museum bagi masyarakat,” jelas Yiyok.

Lebih lanjut, ia mendorong penerapan konsep edutainment dan edutourism sebagai pendekatan untuk menjawab tantangan tersebut. “Ketika museum dapat menyatukan edukasi dan hiburan, pengunjung akan datang dengan rasa penasaran dan antusias. Ini bukan hanya menghidupkan museum, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan sekitar,” tambahnya

Dolorosa Sinaga yang juga sebagai seniman patung mengungkapkan, bahwa museum bukan hanya sekedar tempat untuk memamerkan barang tapi memiliki esensi dari setiap jengkal yang ada di dalamnya.
‘Museum itu sebagai peristiwa interaksi dengan masyarakat, mau tua mau muda, disitu dia akan berinteraksi dengan ekspresi, kreativitas, imajinasi, inovasi dan lain-lain tentang sejarah” ungkapnya.

Tidak hanya diskusi, pentas seni dari Ensemble Pohon Hayat IKJ menambah kedalaman acara dengan sentuhan apresiasi budaya yang interaktif. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi para praktisi budaya untuk merancang masa depan museum yang berkelanjutan, relevan, dan terus menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Program ini berhasil mengingatkan kita akan kekayaan kreativitas budaya Indonesia yang tak hanya perlu dijaga, tetapi juga terus dikembangkan untuk generasi.

Harapan ke Depan Melalui program publik dan kolaborasi lintas institusi, museum diharapkan dapat terus relevan, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan semangat ini, diskusi tidak hanya menjadi ajang pertukaran ide, tetapi juga langkah konkret dalam membangun masa depan museum sebagai ruang budaya yang hidup dan dinamis.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Lokawisata